Home Reading atau rumah baca ini adalah salah satu bentuk program yang dikhususkan untuk anak Taman Kanak-kanak maupun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),"
Samarinda (ANTARA News) - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim melakukan pendatanganan Memorendum of Understanding (MoU) atau kesepakatan kerja sama dengan Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa untuk program "Home Reading".

"Home Reading atau rumah baca ini adalah salah satu bentuk program yang dikhususkan untuk anak Taman Kanak-kanak maupun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)," ujar Lukman setelah melakukan penandatanganan program tersebut di Samarinda, Jumat.

Acara penandatangan itu disaksikan oleh ratusan peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pendidikan Muslimat Nahdlatul Ulama dari semua provinsi di Indonesia.

Melalui program Home Reading lanjut Menag, para orang tua yang memiliki anak TK maupun PAUD dapat meluangkan waktu membacakan buku cerita kepada anaknya, karena para siswa PAUD akan mendapat buku cerita yang seharusnya dibacakan orang tua kepada anaknya.

Pola ini dilakukan memiliki banyak tujuan, di antaranya untuk mendekatkan antara anak dengan orang tua, juga untuk mengeksplorasi kemampuan anak dalam menyerap makna dari cerita yang dibacakan orang tua, karena ketika di sekolah esok harinya, anak akan diminta Bunda PAUD untuk menceritakan pengalamannya ketika orang tuanya membacakan cerita tersebut.

Dalam MoU tentang Home Reading tersebut, Menag juga menyerahkan bantuan dalam bentuk program dengan nilai Rp500 juta kepada TK/PAUD yang dikelola oleh Muslimat di seluruh Indonesia.

Sementara Ketua Muslimat NU yang juga Menteri Sosial Khofifah mengatakan secar nasional, Muslimat NU memiliki 9.800 TK dan 1.400 PAUD, sehingga bantuan dari Menag dalam bentuk program tersebut akan diperuntukkan bagi jenjang pendidikan usia dini, di antaranya untuk program Home Reading.

Dia mengatakan bahwa program tersebut selain untuk menggali kecerdasan anak melalui buku cerita yang dibacakan oleh orang tua masing-masing, juga untuk mendekatkan anak dengan orang tua baik ibu maupun bapak.

"Bedasarkan survei, anak yang merasa tidak memiliki bapak banyak, di Indonesia berada di urutan 3. Peringkat 1 adalah Amerika Serikat, dan peringkat 2 adalah Tiongkok. Ini terjadi karena bapak jarang di rumah dan tidak menyempatkan diri bermain dengan anak," kata Khofifah.

Untuk itu, melalui program Home Reading diharapkan para bapak mau membacakan buku cerita kepada anaknya, sehingga para anak merasa bahwa mereka punya bapak karena anak-anak menjadi dekat dengan bapaknya.

Pewarta: M Ghofar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015