KTKLN jangan ada pungutan, jangan dipersulit dan jangan ada masalah lagi,"
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menegaskan keberadaan kartu tanda kerja luar negeri yang dibuatkan secara elektronik (E- KTKLN) jangan sampai menimbulkan permasalahan bagi para buruh migran Indonesia (BMI) di luar negeri.

"KTKLN jangan ada pungutan, jangan dipersulit dan jangan ada masalah lagi," katanya saat berdialog dengan ratusan warga negara Indonesia di Gedung KBRI Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat.

Kepala Negara mengingatkan kepada para pekerja agar melaporkan kepada dirinya jika ada pungutan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

"Tolong yang minta pungutan itu dicatat namanya dan kasih ke saya. Detik itu juga saya copot dia," kata Presiden yang sambut suka cita para buruh migran Indonesia yang hadir dalam perjumpaan tersebut.

Mengenai KTKLN ini, Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri menjelaskan akan ada dalam bentuk E-KTKLN dan pengerjaannya bisa dilakukan saat didalam negeri dan juga melalui perwakilan luar negeri.

"Saya pastikan E-KTKLN ini tidak ada pungutan liar," ungkapnya.

Sementara itu, dalam pertemuan dengan WNI di Malaysia itu, Jokowi membuka kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan permasalahannya.

Beberapa warga bertanya kepada Presiden Jokowi mulai dari permasalahan status anak, pemulangan pekerja ilegal, visa pelajar hingga bisnis aneka produk Indonesia di negara ini.

Atas pertanyaan tersebut, Jokowi merenponnya dengan baik dan berupaya untuk mencoba mencari jalan keluarnya.

"Untuk urusan visa pelajar, nanti malam saya sampaikan kepada PM Najib," ucapnya.

Sedangkan mengenai pendidikan anak, katanya, siang tadi juga menjadi pembahasan serius kedua pemimpin negara bertetangga ini.

Demikian juga atas pertanyaan soal status anak yang susah mendapatkan akte kelahiran, Jokowi langsung meminta stafnya untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut.

Sedangkan penyampaian ketua Umum Indonesian Trade Association (ITA), Hotman wangi tentang semakin banyaknya produk Indonesia yang bisa menjadi pemain utama di pasar Malaysia, Jokowi senang mendengarkannya.

"Saya senang melihat banyaknya produk Indonesia di luar negeri. Seperti di Myanmar dan Malaysia ini. Ini bukti bahwa produk kita mampu bersaing di pasar luar negeri. Ini menjadi kebanggaan kita," ucapnya.

(N004/B008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015