Lebih baik resegmentasi saja untuk efektivitas kerja sebagai sesama bank pemerintah. Jika dimerger, banyak risikonya dan Mandiri apakah sudah siap?"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi XI DPR Gus Irawan Pasaribu mengatakan PT Bank Mandiri (Persero) dan PT BNI (Persero) lebih baik melakukan resegmentasi (penetapan ulang segmen pasar) dalam penyalurkan kredit, sehingga terdapat pembagian kerja sebagai sesama bank BUMN.

Gus memandang resegmentasi pembagian kerja itu lebih baik dibandingkan melakukan aksi penggabungan (merger).

"Lebih baik resegmentasi saja untuk efektivitas kerja sebagai sesama bank pemerintah. Jika dimerger, banyak risikonya dan Mandiri apakah sudah siap?" kata Gus saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Pernyataan Gus menanggapi wacana penggabungan dua bank plat merah tersebut untuk membentuk bank yang dapat bersaing di Asia Tenggara.

Menurut dia, pemerintah saat ini belum memiliki urgensi untuk melakukan penggabungan antara BNI dan Mandiri.

Gus tidak yakin, bank hasil merger memperoleh modal yang besar untuk bersaing di Asia Tenggara, terlebih untuk digunakan sebagai ekspansi kredit.

"Masalahnya merger itu sangat kompleks. Perlu dilihat dampak dari merger ini terhadap biaya operasional, dampak struktur bank dari dua bank besar ini, budaya kerjanya, rasio kecukupan modal intinya nanti, dan lainnya," kata politisi Partai Gerindra ini.

Gus memahami, baik Mandiri dan BNI memiliki segmen penyaluran kredit yang tidak jauh berbeda yakni kredit komersial dan konsumer.

Maka dari itu, ujar Gus, sebaiknya pemerintah melakukan pemetaan ulang segmen pasar yang harus dibidik oleh BNI dan Mandiri.

Dengan begitu, peran dua lembaga intermediasi sebagai perpanjangan tangan pemerintah tersebut dapat lebih optimal.

"Hal itu juga dilakukan untuk BRI. BRI sebaiknya fokus untuk kredit ke UMKM," ujar Gus.

Lebih lanjut, menurut Gus, jika pemerintah ingin memiliki bank yang dapat mewakili Indonesia di ASEAN, sebaiknya fokus untuk mendorong peran Bank Mandiri yang telah menempati peringkat ke-9 di kawasan.

Gus mendukung,jika pemerintah dan Bank Mandiri ingin mendapat posisi yang lebih baik di Asia Tenggara. Namun, dia menyatakan belum memutuskan sikap apakah dukungannya itu berarti persetujuan mengenai penyertaan modal negara (PMN) kepada Mandiri.

"Katanya pemerintah ingin Mandiri masuk Qualified ASEAN Bank (QAB). Sebaiknya fokus disitu, dengan menaikkan rasio kecukupan modal (CAR) nya hingga 17 persen. Masih ada waktu hingga 2019 kan," kata dia.

Berdasarkan catatan Antara, gagasan resegmentasi pasar antara Bank BUMN mirip dengan gagasan konsolidasi strategis, dimana pada intinya, pemerintah membagi peran yang berbeda dan tegas antara bank BUMN untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

Gagasan tersebut pernah diutarakan Direktur Utama BNI Gatot Suwondo pada akhir 2014, saat paparan kinerja BNI di triwulan III 2014. Gatot dan jajaran direksi BNI, saat itu menyikapi wacana konsolidasi Bank BUMN.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015