Selama ada fakta dan data itu namanya tidak kebablasan."
Batam (ANTARA News) - Penulis dan wartawan Indonesia Arswendo Atmowiloto menilai pers Indonesia masih sehat akan tetapi kepemilikan media yang bermasalah sehingga membuat ada keberpihakan tertentu.

"Pers Indonesia masih baik dan sehat, tetapi saat ini, mudah-mudahan tidak berlanjut, kepemilikan perusahaan media itu yang masalah," kata Arswendo usai acara Peringatan Hari Pers Nasional 2015 di Batam, Kepulauan Riau, Senin.

Pada kesempatan itu, Arswendo juga mengatakan bahwa kebebasan pers tidak akan membuat pers kebablasan selama wartawan selalu berpegang teguh pada fakta dan data.

"Selama ada fakta dan data itu namanya tidak kebablasan," tambahnya.

Arswendo justru mengkhawatirkan perkembangan sosial media yang menjadi tempat orang-orang mengekspresikan pendapatnya.

Menurutnya, kebablasan berekspreksi itu justru terjadi di sosial media karena tidak ada yang mengontrol.

"Media indonesia yang harus jadi perhatian terbesar itu justru sosial media. Itu tidak ada yang mengontrol. Stream line untuk televisi juga tidak ada yang kontrol," jelasnya.

HPN diperingati setiap tahun pada 9 Februari sejak dikeluarkannya Keputusan Presiden RI Nomor 5 Tahun 1985 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto. Peringatan Hari Pers Nasional 2015 dengan tema "Pers Sehat Bangsa Hebat" itu dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, mewakili Presiden Joko Widodo yang saat ini tengah kunjungan kenegaraan di Filipina.

Pewarta: Monalisa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015