Batam (ANTARA News) - Kota Batam dibidik menjadi kawasan pengembangan mikro chip Indonesia dengan pusat studi di Politeknik Batam Kepulauan Riau untuk mendukung industri elektronika yang memang sudah berkembang pesat di kota itu.

"Ke depan, mikro chip dikembangkan di Politeknik Batam. Indonesia belum punya," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir di Batam, Senin.

Menurut Menteri, permintaan chip untuk memori, grafis, controller hingga prosesor diperkirakan semakin tinggi, namun Indonesia belum banyak memiliki industri dasar elektronik yang mampu membuat chip sendiri.

Batam dianggap sangat tepat menjadi pusat pengembangan mikro chip, karena industri manufaktur berkembang di kota itu. Namun, mikro chip yang digunakan masih impor dari negara lain.

Politeknik Batam didorong membuka program studi baru terkait manufaktur elektronika dalam suasana industri. Sehingga lulusannya diharapkan mampu menciptakan mikro chip dan berkontribusi langsung dalam industri.

Pembuatan mikro chip sendiri diharapkan dapat menambah nilai industri di Batam, jadi tidak hanya mengandalkan pada tenaga kerja yang murah, melainkan ketersediaan teknologi tinggi.

Nantinya, Politeknik Batam akan bekerjasama dengan perguruan tinggi lain untuk mengembangkan micro chip.

Tenaga Ahli Program Teknik dan Elektronika ITB untuk Politeknik Batam Basuki R Alam mengatakan jika Indonesia sudah mampu memproduksi chip sendiri, maka akan membuat biaya produksi akan semakin murah dan menguntungkan bagi pengusaha.

Menurut dia, pengembangan mikro chip amat tepat dikembangkan di Batam, karena ekosistemnya tepat. Di Batam terdapat banyak perusahaan manufaktur.

Ketua Pusat Kajian Regional Politeknik Batam Bambang Hendrawan mengatakan pihaknya memang akan membuat konsentrasi baru dalam program studi manufaktur elektronika.

"Prodi ini pertama kali di Indonesia. Masih tunggu izin dari Dikti dan Agustus mungkin bisa terbit, tapi untuk sementara masih konsentrasi studi saja," kata dia.

Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015