Jenewa (ANTARA News) - Dokumen-dokumen rahasia yang disiarkan online yang menuduh cabang Swiss bank raksasa HSBC telah membantu para nasabah kaya dalam menghindari pajak, telah mengguncang dunia dan mengungkap hubungan sistem keuangan dengan kalangan kaum ulta kaya dunia, hingga kemudian menimbulkan skandal bernama SwissLeaks.

Beberapa nama itu termasuk para politisi dan mantan politisi Rusia, India, berbagai negara Afrika, Arab Saudi, Bahrain, Yordania dan keluarga kerajaan Maroko, selain mendiang juragan media asal Australia Kerry Packer.

Menyusul skandal ini, ada seruan di Swiss untuk menggelar penyelidikan terhadap bank HSBC, yang juga sedang menghadapi tuduhan serupa di Prancis dan Belgia.

Hakim Belgia malah tengah mempertimbangkan untuk mengeluarkan surat penangkapan direktur divisi Swiss dari HSBC, sedangkan di Inggris skandal ini membuat politisi saling menyalahkan.

Sementara itu saham HSBC ditutup turun 1,64 persen menjadi 610,60 sen pada perdagangan saham di London.

Sejauh ini Swiss baru menggelar penyelidikan terhadap karyawan HSBC yang membocorkan data bank ini dan sekaligus menjadi whistleblower, Herve Falciani. Dia dituduh mencuri rangkaian data yang disebut sebagai jantung dari skandal ini.

Senin kemarin, mantan karyawan HSBC ini menyeru perlindungan lebih rapat lagi untuk para  whistleblower.

"Jika Anda ingin imunitas penyeimbang, maka Anda harus menyediakan sarana untuk itu, kata Falciani kepada televisi Swiss RTS. "Saya harapa mereka akan punya cukup energi setelah menyelidiki saya selama enam tahun terakhir guna menginvestigasi bank itu (HSBC)."

File-file yang dibocorkan itu dimanfaatkan oleh pemerintah Prancis untuk memburu para pengemplang pajak dan disebarluaskan ke negara-negara lainnya pada 2010 sehingga memicu serangkaian penyelidikan.

Otoritas pajak Inggris menyebutkan bahwa mereka menaksir sekitar 135 juta poundsterling nilai pajak yang digelapkan berdasarkan file-file yang dibocorkan tersebut.

Sejak itu cabang Swiss HSBC menegaskan telah melakukan transformasi yang radikal.  "Swiss Private Bank milik HSBC telah memulai transformasi radikal pada 2008 untuk mencegah layanannnya dimanfaatkan untuk menghindari pajak atau mencuci uang," kata Franco Morra, kepala unit HSBC Swiss, kepada AFP lewat email.

Dia menyatakan banknya telah menutup rekenening para nasabah yang tidak memenuhi standard mereka dan menerapkan pengawasan yang ketat.

Asosiasi Perbankan Swiss menyatakan sistem perbankan negara itu telah berusaha keras untuk bersih-bersih pada tahun-tahun belakangan ini, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015