Tokyo (ANTARA News) - Harga saham-saham bursa Tokyo ditutup 0,33 persen lebih rendah pada Selasa, terpukul oleh yen yang kuat dan kekhawatiran atas pembicaraan dana talangan (bailout) antara Yunani dan para krediturnya.

Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo merosot 59,25 poin menjadi 17.652,68, sedangkan indeks Topix dari semua saham papan utama naik tipis 0,20 persen atau 2,80 poin, menjadi 1.427,72.

Perdagangan berlangsung lambat menjelang hari libur nasional pada Rabu.

"Tidak ada yang sangat mengejutkan tentang rincian negosiasi antara Yunani dan Uni Eropa," kata Ryuta Otsuka, seorang penyiasat di Toyo Securities.

"Tetapi konflik antara satu sisi yang meminta pengurangan utang dan sisi lain meminta pelunasan membebani sentimen," katanya kepada Bloomberg News.

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras bertekad selama akhir pekan untuk mempertahankan janji pemilunya tentang anti penghematan, meningkatkan kekhawatiran negara itu akan gagal bayar (default) pada 315 miliar euro (360 miliar dolar AS) utangnya.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan pada Senin, ia sedang menunggu sebuah usulan "berkelanjutan" dari Yunani yang menghormati "aturan-aturan dasar" dari program dana talangan seperti yang ditetapkan oleh pemberi pinjaman internasional.

Karena kedua belah pihak berselisih pasar AS dan Eropa jatuh.

Yen naik terhadap dolar karena para investor mencari tempat investasi yang aman, sementara reli greenback didorong oleh memudarnya laporan pekerjaan yang kuat pada Jumat (6/2).

Dolar merosot ke 118,52 yen dari 118,64 yen di New York pada Senin sore.

Fast Retailing, operator jaringan toko pakaian Uniqlo, turun 1,13 persen menjadi 43.435,0 yen dan Showa Shell menurun 1,28 persen menjadi 1.159 yen, sementara Tokyo Elektron merosot 3,58 persen menjadi 8.234 yen.

Namun, Nissan naik 3,80 persen menjadi 1.104,5 yen setelah produsen mobil itu menaikkan perkiraan laba bersihnya untuk setahun penuh, sementara Sony bertambah 0,31 persen menjadi 3.073,5 yen.

"Ada peningkatan kekhawatiran bahwa laba perusahaan tidak akan sebaik yang diharapkan," kata Koichi Kurose, kepala strategi pasar di Resona Bank.

"Tapi data makro akan mulai lebih baik, dan sementara itu tidak sedang dihargakan ke dalam saham lagi, ada harapan bahwa laba akan meningkat. Jadi tidak seperti saham akan menuju penurunan," katanya seperti dilaporkan AFP.

(A026/A011)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015