Batam (ANTARA News) - Empat penerbangan di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, terganggu akibat kecelakaan pesawat latih sekolah penerbangan Flybest di landasan pacu pada Selasa sekitar pukul 10.35 WIB.

"Tiga pesawat yang hendak terbang dan satu yang hendak mendarat harus tertunda akibat kejadian tersebut," kata Plt Kepala Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso di Batam, Selasa siang.

Ia mengatakan, tiga pesawat yang tertunda keberangkatannya meliputi penerbangan Lion Air, Garuda Indonesia, dan Citilink yang sama-sama akan terbang menuju Bandara Soekarno Hatta di Jakarta.

Sementara satu pesawat yang harus berputar-putar selama 20 menit sebelum akhirnya mendarat di Hang Nadim Batam adalah Citilink dari Soekarno Hatta Jakarta.

"Semala proses evakuasi hingga pukul 11.20 WIB bandara memang ditutup. Sehingga tiga pesawat tertunda terbang dan satu tertunda mendarat," kata dia.

Setelah pukul 12.00 WIB, kata Suwarso, saat pesawat sudah berhasil dievakuasi penerbangan kembali lancar.

"Karena pesawat yang kecelakaan dan terbakar kecil, sehingga evakuasi bisa dilakukan secara cepat. Sehingga bandara segera bisa beroperasi lagi," kata Suwarso.

Flybest merupakan sekolah penerbangan yang mulai beroperasi di Bandara Internasional Hang Nadim Batam pada 17 Januari 2015 dengan mengoperasikan lima pesawat Cessna 152.

Pada September 2013, satu pesawat jatuh di perairan Pulau Bintan Provinsi Kepri saat diterbangkan siswa bersama isntrukturnya. Satu pesawat lain kecelakaan di Hang Nadim, Selasa pagi.

"Penyebab pastinya tentu belum bisa diketahui. Namun saat kejadian kecepatan angin mencapai sekitar 16 knot. Bisa jadi saat mendarat pesawat terhempas dengan angin yang sangat kuat sehingga terpental dua kali sebelum menghujan ke landaspacu dan terbakar," kata Suwarso.

Jumlah penerbangan di Bandara Internasional Hang Nadim Batam mencapai 120 kali dengan jumlah penumpang mencapai 16 ribu penumpang.

Bandara dengan landas pacu hingga 4,025 kilometer tersebut merupakan fasilitas milik BP Batam yang dibangun saat Presiden RI-3 BJ Habibie menjabat Kepala Otorita Batam (Sekarang BP Batam).

Pewarta: Larno
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015