Kalianda (ANTARA News) - Banjir bandang di Lampung Selatan yang terjadi sejak Minggu (8/2) merendam ratusan hektare tambak ikan dan udang di kabupaten setempat sehingga membuat para petambak merugi karena ikan bandeng dan udang windu milik pembudidaya hanyut terbawa air.

"Hujan yang terjadi sejak dua hari lalu, menyebabkan ratusan hektare tambak di Dusun Bunut Tengah dan Bunut Selatan Desa Bandar Agung terendam banjir, ini sebabkan air sungai Way Pisang meluap dan menerobos pintu air," kata Tolih pemilik tambak, di Kecamatan Sragi, Lampung Selatan, Selasa.

Ia mengatakan, banjir yang merendam ratusan hektare tambak ikan bandeng dan udang windu siap panen terjadi akibat hujan yang deras yang mengguyur daerah itu sejak Minggu.

"Ini menyebabkan, ikan dan udang terbawa air, karena seluruh tambak terendam air. Kerugian cukup lumayan sekitar lima juta rupiah per hektare," kata dia.

Kepala Desa Bandar Agung Samsul Anwar membenarkan lahan tambak yang terendam mencapai ratusan hektare. Berdasarkan laporan, setidaknya 150 hektare tambak ikan bandeng dan udang windu terendam banjir.

Samsul menyebutkan, selain merendam tambak, banjir itu ikut merendam 40 haktare lahan persawahan petani setempat.

"Kita akan laporkan kejadian ini, dan akan mengajukan permohonan untuk bantuan. Ya, mudah-mudah dapat terealisasi, karena kasihan juga para petambak dan petani disini," katanya.

Banjir bandang itu juga merendam dan merusak ratusan hektare lahan persawahan di Kecamatan Candipuro Lampung Selatan.

"Banjir yang disebabkan karena jebolnya tanggul Way Katibung, merendam areal persawahan di tiga desa kecamatan itu yakni Sinar Pasemah, Banyumas dan Beringin Kencana," kata Kepala Desa Sinar Pasemah Candipuro, Puji Purwantoro Junaidi.

Akibat hujan deras itu, kata dia, menyebabkan jebolnya tanggul Way Katibung terjadi sekitar Pukul 03.00 WIB, Senin (9/2) dini hari.

Dia mengatakan, banjir bandang itu merendam setidaknya 180 h lahan di Desa Sinar Pasemah dan diperkirakan secara keseluruhan lahan persawahan yang terendam akibat banjir itu sekitar 450 hektare.

"Desa kami saja sekitar 180 h, bila ditambah Banyumas dan Beringin Kencana adalah sekitar 470 h," kata dia.

Akibatnya, kata dia, seluruh lahan pertanian warga yang telah ditanami padi dengan usia 45 hari bakalan puso.

(KA*A054)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015