Tangerang (ANTARA News) - Para nelayan di Kecamatan Kosambi dan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, kesulitan panen kerang hijau karena air dari hilir hingga muara Kali Perancis sudah tercemar limbah pabrik.

"Biasanya setiap hari dapat 190 ember kerang hijau, tapi belakangan ini hanya 21 ember," kata Carsiman (48) nelayan di Desa Dadap, Kosambi di Tangerang, Selasa.

Dia mengatakan limbah pabrik yang berasal dari hilir melalui Kali Perancis menyebabkan kerang hijau kesulitan untuk berkembang biak dan banyak mati.

Mayoritas nelayan di Kosambi mencari kerang hijau di muara Kali Perancis dan sebagian di pesisir Laut Jawa pada areal dangkal.

Namun sejak empat bulan belakangan ini hasil tangkapan mereka untuk menghidupi perekonomian keluarga menjadi berkurang secara drastis.

Carsiman menambahkan pihaknya berharap pihak terkait untuk dapat mengatasi masalah pencemaran Kali Perancis akibat pengusaha membuang limbah ke sungai terutama saat musim hujan.

Masalah kerang hijau semakin langka itu pernah disampaikan para nelayan kepada anggota DPRD Kabupaten Tangerang dari daerah pemilihan Teluknaga, Kosambi dan Kronjo tapi tidak ditanggapi secara serius.

Pendapat serupa juga disampaikan Masnan (46) nelayan Desa Salembaran Jati, Kosambi dan Rais (40) penduduk Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo.

Rais mengatakan penyebab berkurangnya kerang hijau karena sampah berserakan sepanjang Kali Perancis menyebabkan air berwarna kehitaman.

Sedangkan para nelayan menjual hasil tangkapan kerang hijau sebesar Rp50.000 per ember dalam ukuran 10 kg.

Sementara itu, Camat Kosambi Tangerang, Bambang Misbahudin membenarkan Kali Perancis tercemar limbah sehingga berwarna kehitaman dan menyebabkan kerang hijau dan ikan banyak yang mati.

"Kami mengharapkan aparat terkait seperti Badan Lingkungan Hidup Daerah untuk turun ke lokasi melihat kondisi limbah, agar dapat diambil tindakan," katanya.

Pewarta: Adityawarman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015