New York (ANTARA News) - Kurs dolar menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pada Selasa (Rabu pagi WIB), didorong imbal hasil obligasi yang tinggi, sementara euro turun karena investor mempertimbangkan prospek kesepakatan utang Yunani dengan para kreditur internasionalnya.

Dolar menguat karena imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS -- yang naik telah menjadi argumen utama untuk penguatan dolar sejak pertengahan 2014 -- meningkat dua persen ke tingkat tertinggi dalam sebulan karena meningkatnya ekspektasi bahwa Federal reserve akan menaikkan suku bunganya tahun ini setelah data pekerjaan AS menguat pada Jumat (6/2).

Data ekonomi yang keluar pada Selasa bervariasi. Lowongan pekerjaan AS tercatat 5,03 juta pada Desember, di atas lima juta untuk pertama kalinya sejak Januari 2001, mengalahkan ekspektasi pasar, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Selasa.

Federasi Bisnis Independen Nasional mengatakan pada Selasa bahwa Indeks Optimisme Usaha Kecil AS jatuh ke 97,9 pada Januari dari tertinggi sembilan tahun pada Desember di 100,4.

Sementara itu, investor juga memilah-milah tanda-tanda mencairnya kebuntuan pembicaraan utang Yunani. Menurut sumber dari Kementerian Keuangan, pemerintah baru Yunani yakin bahwa "bridge agreement" bisa dicapai dalam pertemuan kelompok euro minggu depan dan kesepakatan akhir pada beban utang Yunani bisa mengikuti pada September.

Pada akhir perdagangan New York, euro merosot menjadi 1,1315 dolar dari 1,1336 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5251 dolar dari 1,5230 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,7767 dolar dari 0,7814 dolar.

Dolar AS dibeli 119,44 yen Jepang, lebih tinggi dari 118,41 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9266 franc Swiss dari 0,9211 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2598 dolar Kanada dari 1,2452 dolar Kanada.
(A026)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015