"Keluhan petani soal pupuk selalu terdengar, kita di sini harus sepakat jangan ada keluhan soal pupuk lagi dan sepakat jangan ada pupuk yang wajib bayar,"
Jambi (ANTARA News) - Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, mengaku gerah dengan lambatnya pengiriman pupuk bersubsidi sampai ke tangan petani, yang berpotensi mengurangi produksi pangan.

"Keluhan petani soal pupuk selalu terdengar, kita di sini harus sepakat jangan ada keluhan soal pupuk lagi dan sepakat jangan ada pupuk yang wajib bayar," kata Amran, saat kunjungan kerja di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi, Rabu.

Dia mengungkapkan, Kementerian sedikit trauma mengingat realisasi penyaluran pupuk tahun 2014 hanya sekitar 40 persen, kondisi itu tentu saja merugikan negara.

"Jangan ada masalah lagi soal benih dan pupuk. Kalau masih terlambat pupuk-pupuk dari pemerintah datang, satu orang petani temui Kementerian Pertanian, biaya perjalanan akan saya ganti," katanya.

Permasalahan pupuk ini, lanjut Mentan, tentu mengurangi produksi di Jambi khususnya, pasalnya saat petani sudah mulai menanam, terkadang pupuk baru sampai, sementara tanaman yang ada sudah dimakan hama.

Dalam kesempatan itu, Mentan memanggil pihak ketiga penyebar pupuk dan menyebarkan nomor HP mereka, tujuannya agar tidak terjadi kecurangan yang mengakibatkan kerugian negara dan masyarakat.

Di samping itu, Mentan mengungkapkan bahwa permasalahan pertanian di sejumlah daerah hampir seragam, yakni soal irigasi yang rusak hingga puluhan tahun, pupuk dan benih yang telat, serta kekurangan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan tenaga penyuluh.

Kondisi tersebut didukung oleh kekeliruan pemerintah dalam menetapkan kebijakan di bidang pengadaan benih dan pupuk serta alat pertanian dengan sistem tender. Sebab tanaman serta hama tidak bisa berkompromi dengan waktu.

"Sistem tender makan waktu, bisa dua sampai tiga bulan, padahal tikus kalau mau merusak tanaman tidak kenal waktu, tidak mungkin tikus-tikus di sawah juga ikut menunggu tender," katanya.

Untuk itu, regulasi pun diubah dengan cara pengadaan segala hal yang dibutuhkan petani dengan penunjukan langsung. Alhasil, pengadaan benih dan bibit bisa dipersingkat waktunya menjadi dalam hitungan minggu saja.

Selain itu, kepada para petani, ia pun menyampaikan sejumlah motivasi agar selalu semangat bertani, menjalankan lima prinsip hidup yakni jujur, disiplin, kerja keras, punya komitmen dan berdoa, serta menjaga kualitas dan kuantitas produksi tani.

Ia juga bercerita soal refocusing kementerian sebesar Rp4,1 Triliun yang tadinya untuk rapat dan acara seremonial, dialihkan untuk perbaikan irigasi dan pengadaan bantuan untuk petani. Itu dilakukan karena kecintaan pemerintah terhadap petani.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015