Jakarta (ANTARA News) - Kakak perempuan salah satu korban penembakan di Chapel Hill, Amerika Serikat, tidak percaya pelaku sanggup melakukan aksi kejinya hanya karena perselisihan atas lahan parkir.

Dr. Suzanne Barakat adalah kakak dari Deah Barakat (23)--yang bersama istrinya Yusor Mohammad Abu Salha (21) dan ipar Razan Mohammad Abu Salha (19) ditembak mati oleh seorang pria kulit putih pada Selasa malam waktu setempat, atau Rabu siang WIB.

"Saya sangat yakin ini bukan soal sengketa tempat parkir," ujar Suzanne dalam wawancara di jaringan televisi CNN. (Simak videonya di laman Youtube)

Suzanne mengaku pernah beberapa kali mendengar bahwa pelaku, yakni seorang atheis bernama Craig Stephen Hicks (46), melakukan aksi-aksi pelecehan tapi tetangga sekitar mendiamkan saja.

"Saya tidak bisa memahami jika Anda sanggup membunuh tiga orang dengan menembakkan peluru di kepala mereka, dan membunuh mereka gara-gara tempat parkir," tukasya.

Ketika ditanya pemandu wawancara, Anderson Cooper, apakah Suzanne yakin ada alasan lain yang lebih besar di belakang aksi pembunuhan ini, dia menjawab, "Pasti."

Pernyataan Suzanne ini membantah asumsi yang sedang beredar di media mainstream Barat yang mengaitkan alasan psikologis sang pelaku di balik pembunuhan. (Baca di berita sebelumnya: Penembakan di Chapel Hill bermotif perselisihan)

Deah adalah seorang pria yang sangat baik hati, "Ia menyambut orang asing dengan pelukan, dia sibuk dengan pengabdian sosial."

Sebagai wakil dari keluarga yang tengah berduka, Suzanne menegaskan, "Ini sangat berat. Saya ingin dunia melihat esensi dari apa yang pernah dilakukan oleh para korban yaitu menebarkan optimisme, harapan, dan kasih sayang."

Deah mendukung berbagai aksi sosial di antaranya menolong komunitas tunawisma di Amerika. Ia juga membantu pengungsi Suriah bersama komunitas dan LSM.

"Kemarin dia mengumpulkan 16.000 dolar dan sekarang sudah 120.000 dolar. Kami ingin mereka diingat atas aktivitas sosial mereka," tegasnya.

Suzanne juga menyebutkan bahwa "Deah membuat semua kegiatan sosial terkesan mudah dan ringan." (Simak bagaimana Twitter "gaduh" karena media tidak banyak memberikan perhatian terhadap aksi brutal ini)

"Saya berharap warga Amerika secara bersama-sama mengenang dan meneruskan budi baik para korban ... dan tidak membiarkan kematian mereka untuk berlalu dengan sia-sia," kata Suzanne sembari terisak.

Aksi pembunuhan terhadap tiga mahasiswa Muslim di Chapel Hill terus menjadi topik hangat di Twitter lini masa Amerika Serikat dan dunia. (Baca juga: korban Chapel Hill baru menikah sebulan).

Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015