Surabaya (ANTARA News) - Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, menekankan pentingnya desain produk khususnya furnitur yang diproduksi industri dalam negeri sesuai dengan permintaan pasar internasional sehingga mampu meningkatkan transaksi perdagangan.

"Pasti pemerintah akan berupaya untuk memberikan dukungan khususnya dalam hal desain, agar para pengrajin tersebut mendapatkan kemudahan dalam membuat produk berkualitas sesuai dengan permintaan pasar internasional," kata Rachmat, di Surabaya, Kamis malam (12/2).

Rachmat mengatakan, dengan adanya dukungan berupa pelatihan desain tersebut, maka diharapkan para pelaku usaha khususnya industri furnitur dalam negeri mampu memproduksi produk-produk mebel yang berkualitas dan mengikuti selera pasar internasional.

"Selain dari desain, pemerintah juga akan mengevaluasi selurub biaya yang mengakibatkan kurangnya efisiensi, seperti biaya-biaya di pelabuhan dan juga biaya lainnya," ujar Rachmat.

Khusus untuk inefisiensi tersebut, pihaknya meminta asosiasi-asosiasi mebel untuk menyampaikan apa-apa saja yang menjadi kendala dan hambatan yang harus segera diselesaikan.

"Daya saing harus kita bangun, ada beberapa masalah seperti biaya-biaya, ketepatan waktu pengantaran, dan juga desain itu sendiri. Pemerintah harus bisa memberikan dukungan kepada industri dalam negeri," ujar Rachmat.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menargetkan peningkatan ekspor non-migas naik mencapai 300 persen pada tahun 2019 nanti. Salah satu sektor yang didorong untuk mendukung target peningkatan ekspor tersebut antara lain ekspor furnitur.

Salah satu langkah Kementerian Perdagangan untuk menggenjot ekspor produk furnitur adalah dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 97/M-DAG/PER/12/2014 pada 24 Desember 2014 lalu, tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan.

Dimana Kementerian Perdagangan bersama dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sepakat untuk menyederhanakan proses SVLK melalui deklarasi ekspor bagi para IKM.

Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) menyanggupi rencana Kementerian Perdagangan tersebut, dimana asosiasi itu menargetkan peningkatan ekspor produk furnitur mencapai 300 persen dalam waktu lima tahun atau sebesar 20 persen setiap tahunnya.

Beberapa negara utama tujuan ekspor mebel dan kerajinan asal Indonesia antara lain Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Prancis dan juga Jerman. Pada periode Januari-Desember 2013 lalu, nilai ekspor produk tersebut mencapai 1,82 miliar dolar AS.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015