Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah kader Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan bahwa partai berlambang matahari tersebut membutuhkan perubahan dan penyegaran.

"PAN sudah membiasakan diri dengan tahapan lima tahunan. Dan ini semua berjalan baik. Akan tetapi, tahun-tahun ke depan PAN perlu penyegaran, suasana yang lebih segar, rileks, dan tidak banyak formalitas," ujar salah seorang kader PAN yang juga Bupati Bojonegoro, Suyoto di Jakarta, Jumat.

Suyoto merupakan Bupati Bojonegoro yang terpilih pada 2008 dan berhasil terpilih kembali pada 2013. Suyoto diakui banyak pihak berhasil membangun Bojonegoro, Jatim dan disetarakan dengan keberhasilan yang dicapai Ridwan Kamil, Nurdin Abdullah, dan Tri Rismaharini.

Bupati yang meraih penghargaan dalam ajang APEC 2013 dalam kategori "Sustainable Development Initiative Award" itu juga menyampaikan pentingnya ketua umum PAN ke depan mengantisipasi dinamika lingkungan politik nasional.

"Saya melihat rakyat cepat bosan dan menginginkan perubahan. Kalau PAN menampilkan wajah dan cara pola yang sama, PAN itu sulit naik elektabilitasnya, namun kalau turun mudah. Oleh karenanya PAN harus muncul dengan gerakan dan tampilan yang berbeda melalui simbolisasi wajah baru, yang konkritnya pemimpin baru," terang dia.

Meski demikian, bukan berarti wajah-wajah yang lama tidak bagus. Akan tetapi, ini semua terkait dengan sentimen publik. Sebagai partai, PAN harus ikhlas dan bersama-sama merumuskan bentuk simbolisasi yang membawa semangat kebaruan tersebut.

"Pemimpin masa depan salah satu ciri utama ya adalah otentik atau orisinil, yang membangun keunikan. Dalam konteks komunikasi publik, Bang Zulkifli Hasan memiliki karakter unik tersebut. Bang Zul itu apa adanya, mudah ditemui, gampang disentuh. Dia pemimpin apa adanya, tidak memakai topeng," tutur Suyoto.

Suyoto menjelaskan jika PAN mau tampil membela rakyat, maka PAN harus dapat bergerak gesit. Tidak boleh elitis, terhubung dengan masalah rakyat.

PAN harus tampil gesit dan lincah. PAN harus tampil apa adanya tanpa birokrasi partai yang berlebihan. Partai harus luwes tapi juga lugas. Artinya, PAN membutuhkan "new governance" untuk merespon tuntutan publik yang beragam," papar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik ini.

(I025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015