Tidak ada alasan apapun bagi Freeport untuk tidak membangun smelter di Papua. Lokasi yang paling tepat yaitu di Timika, bukan di tempat lain."
Timika (ANTARA News) - Gubernur Papua Lukas Enembe mendesak PT Freeport Indonesia segera membangun smelter di Timika lantaran kawasan itu dianggap sebagai lokasi yang paling cocok.

"Tidak ada alasan apapun bagi Freeport untuk tidak membangun smelter di Papua. Lokasi yang paling tepat yaitu di Timika, bukan di tempat lain," tegas Gubernur Enembe di Timika, Sabtu.

Gubernur Lukas Enembe yang didampingi para bupati di wilayah Pegunungan Tengah Papua sejak Jumat (13/2) berada di Timika untuk menyambut kunjungan kerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadi Muljono.

Kedua anggota Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo itu bersama rombongan direncanakan tiba di Bandara Moses Kilangin Timika pada Sabtu pagi ini dalam rangka meninjau lokasi pembangunan smelter yang direncanakan di kawasan Pelabuhan Paumako atau sekitar kawasan Pelabuhan Amamapare.

Menteri ESDM Sudirman Said juga dijadwalkan meninjau lokasi pembangunan PLTA Urumuka di Kapiraya serta meninjau area pertambangan Grasberg milik PT Freeport Indonesia di Tembagapura.

Sedangkan Menteri PU Basuki Hadi Muljono dijadwalkan akan melanjutkan penerbangan menuju Ilaga dan Sugapa Kabupaten Puncak guna meninjau lokasi pembangunan jalan lingkar trans Papua dan sejumlah proyek infrastruktur di wilayah itu.

Sebelum menyambut rombongan Menteri ESDM dan Menteri PU di Timika, pda Jumat (13/2) siang Gubernur Lukas Enembe berkesempatan meninjau lokasi yang dipersiapkan untuk pembangunan industri smelter yaitu di sekitar kawasan Pelabuhan Amamapare, Distrik Mimika Timur Jauh.

Gubernur Enembe menilai Pemerintah Pusat sangat mendukung dan menyetujui rencana pembangunan industri smelter di Papua. Dari semua wilayah di Papua, katanya, lokasi yang paling tepat untuk dibangun industri smelter yaitu di Timika karena berdekatan dengan daerah produksi pertambangan emas dan tembaga PT Freeport Indonesia.

"Mulai dari Presiden, Wakil Presiden, Menteri ESDM serta DPR RI semuanya telah menyetujui untuk smelter dibangun di Papua," jelasnya.

Guna mendukung investasi triliunan rupiah itu, menurut Gubernur, Pemprov Papua menyiapkan potensi hidro power Sungai Urumuka sebagai sumber energi listrik untuk menggerakan industri tersebut.

Pemprov Papua dan PT Freeport Indonesia sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman bersama menyangkut pembangunan PLTA Urumuka tersebut saat Papua masih dipimpin Gubernur Barnabas Suebu beberapa tahun lalu.

Saat itu, katanya, PT Freeport menyanggupi untuk membeli listrik dengan kapasitas 300 mega watt dari PLTA Urumuka. Sementara Pemprov Papua berkewajiban melakukan studi detail, dan mempersiapkan infrastruktur jalan raya ke lokasi air terjun Urumuka.

"Tahapan itu sudah selesai semua, izinnya juga sudah selesai. Jadi, Freeport tidak punya alasan soal kendala listrik dan lain sebagainya," ujarnya.

Bahkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani kedua belah pihak saat itu, Freeport juga menjanjikan untuk membantu dana sebesar 100 ribu dollar AS untuk mempercepat pembangunan PLTA Urumuka.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015