Bukittinggi, Sumbar (ANTARA News) - Kantor Imigrasi Kelas II Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), menerima 16 imigran asal Bangladesh yang diamankan oleh Polres Pasaman di Jorong Kampuang Gadang, Nagari Air Manggis, Kecamatan Lubuk Sikaping, sekitar pukul 23.30 WIB, Sabtu (14/2).

Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Kantor Imigrasi Kelas II Bukittinggi, Dedi Rata, Senin, mengatakan 16 Imigran itu diamankan karena mereka tidak memiliki dokumen yang sah.

"Kita telah melakukan penjemputan ke Polres Pasaman, dan 16 WNA itu sudah berada di karantina Imigrasi," kata dia.

Ia menyebutkan, untuk proses selanjutnya Imigrasi akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, karena untuk status jelasnya dibutuhkan penyelidikan oleh petugas.

"Dari pemeriksaan, akan dibuatkan berita acaranya sehingga nantinya dapat dipastikan apakah mereka pengungsi atau korban perdagangan manusia," katanya.

Informasi sementara, ke 16 WNA itu datang ke Indonesia dijanjikan untuk bekerja di perusahaan kapal oleh sesesorang yang belum diketahui identitasnya.

Mereka datang dari Malaysia menaiki kapal, dan sampai di Indonesia, tepatnya di Kota Padang sekitar empat hari lalu.

Para WNA ini dijemput oleh seseorang dengan menggunakan minibus, lalu dibawa ke Kabupaten Pasaman. Setelah dua hari berlalu, mereka belum diberi pekerjaan dan diamankan petugas untuk proses lebih lanjut.

"Dari 16 imigran, hanya satu orang atas nama M. Syarif Husen yang memiliki paspor," jelasnya.

Salah seorang imigran asal Bangladesh M. Syarif Husen (32) mengaku, mereka datang ke Indonesia karena di iming-imingi pekerjaan membuat kapal oleh seorang pengusaha asal Indonesia, dengan upah 60 ringgit perhari untuk delapan jam kerja.

Setelah empat hari di Kabupaten Pasaman, pekerjaan yang dijanjikan tidak juga didapatkan.

M. Syarif Husen dan teman-temannya pun merasa ditipu, dan paspor mereka juga diambil, sehingga tidak ada lagi identitas resmi yang dimiliki.

Ia berharap, kasus ini dapat segera diselesaikan, dan paspor mereka dapat diterbitkan kembali, sehingga ia dan teman-temannya dapat dikembalikan ke negara asalnya Bangladesh.

Pewarta: Hamriadi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015