Jakarta (ANTARA News) – Pameran foto “Monumen Islam di India” karya fotografer India Benoy K. Behl dalam rangka Festival of India in Indonesia 2015 resmi dibuka oleh Sekjen Kemenag Nur Syam, senin.

Pembukaan ditandai dengan pemukulan bedug dan pengguntingan pita bersama oleh Sekjen Nur Syam dan Dubes India untuk Indonesia dan Timor Leste Gurjit Singh serta Ketua Badan Pengelola Masjid Istiqlal Mubarok. Pameran foto diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian Festival of India in Indonesia 2015 yang diselenggarakan Kedubes India bertempat di Masjid Istiqlal Jakarta.

Dalam sambutannya, Sekjen Nur Syam menyampaikan tiga hal menyangkut hubungan Indonesia dan India. Pertama, relasi keagamaan. Menurutnya, ada empat teori tentang masuknya Islam di Indonesia yaitu, bahwa Islam disebarkan melalui para pedagang di Gujarat dan Malabar India, dan ini pendapat paling sahih di kalangan ilmuwan. Teori kedua, bahwa Islam hadir ke Indonesia melalui Hadramaut, ini juga salah satu teori yang dalam banyak hal memiliki fakta-fakta historis yang cukup penting. Teori ketiga, Islam disebarkan oleh para ahli Tasawwuf, dan teori keempat Islam hadir di Indonesia langsung dari Arab Saudi.

“Teori-teori ini memberikan suatu gambaran, bahwa sesungguhnya bahwa relasi India dan Indonesia bukan hanya terjadi sekarang tetapi terjadi sangat lama dan memiliki makna religius yang penting. Islam menjadi mayoritas di Indonesia tidak lepas dari peran pedagang India ini,” ujar Nur Syam.

Kedua, relasi politik. Nur Syam mengatakan, mengutip pernyataan Dubes India Gurits Singh, kemerdekaan Indonesia merupakan bagian tidak terpisahkan dari keberadaan India. "Kita mengenal dan diajarkan siapa itu Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru. Keduanya memiliki pengaruh signifikan terhadap kemerdekaan Indonesia," katanya.

“Ini merupakan satu hal menarik untuk dicermati akademisi kita, bahwa belajar tentang India dan Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran-peran tokoh India dan peran tokoh Indonesia yang bisa membangun relasi yang sangat baik. Itu menjadi andil yang sangat besar bagi kehidupan di dua negara ini,” tutur Nur Syam.

Ketiga, relasi kebudayaan. "Kita menyadari bahwa antara Indonesia dan India memiliki kesamaan sebagai negara dengan pluralitas dan multikulturalitas  yang luar biasa. Sejumlah agama besar lahir dan tumbuh di India dan kemudian juga berkembang di Indonesia".

India negara dengan mayoritas bergama Hindu namun yang menjadi ikon negara India adalah Taj Mahal. Begitupun Indonesia yang mayoritas Islam namun menjadikan Borobudur sebagai ikon negara .

“Ketiga relasi ini (keagamaan, politik, kebudayaan) adalah relasi yang sangat baik antara India dan Indonesia. Kebudayaan India dan Indonesia yang memiliki kesamaan dan tentu juga ada perbedaan dan semuanya mampu mengukuhkan keberagaman. Dengan keberagaman itu kita akan saling memahami sehingga muncul kesepahaman,” ujar Nur Syam.

Nur Syam mengapresiasi pemeran foto Monumen Islam di India karya fotografer India yang seluruhnya berjumlah 60 foto terdiri atas 46 foto sejumlah masjid dan peninggalan kerajaan Islam di India yang masih ada, serta 14 foto yang menggambarkan asritektur masjid di Indonesia.

Dengan menikmati arsitektur masjid masjid ini, ujar Nur Syam, akan muncul kekaguman pada orang-orang masa lalu yang mempunyai mimpi-mimpi besar dan pikiran yang luar biasa.

“Dan kita sebagai generasi penerusnya, harus merawat ciri kualitas bangunan ini, dirawat dengan tingkat spiritualitas tinggi kita sehingga kemudian bangunan itu tidak hanya dilihat dari aspek fisiknya tetapi juga spiritualitasnya,” ujar Nur Syam.

Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2015