Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia berbalik melemah di perdagangan Asia pada Senin, dengan para analis memperingatkan pasar tetap "rentan" setelah harga menyerahkan keuntungan awalnya yang didorong oleh optimisme atas turunnya produksi AS.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun 15 sen menjadi 52,63 dolar AS, sementara Brent untuk April turun 19 sen menjadi 61,33 dolar AS dalam perdagangan sore.

Minyak mentah berada dalam sebuah "rollercoaster" selama dua minggu terakhir setelah terjun sekitar 60 persen menjadi sekitar 40 dolar AS antara Juni hingga akhir Januari, karena kekhawatiran melimpahnya pasokan global.

"Harga rapuh dan bisa dengan mudah menurun jika fundamental tidak membaik," kata Daniel Ang, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura.

WTI melonjak 1,57 dolar AS dan minyak mentah Brent naik 2,24 dolar AS pada Jumat lalu setelah data menunjukkan penurunan lain jumlah rig minyak yang beroperasi di Amerika Serikat.

Menurut perusahaan jasa minyak Baker Hughes AS yang menghitung rig pengeboran, jumlah rig yang beroperasi turun 84 rig menjadi 1.056 rig pada minggu yang berakhir 13 Februari.

Penurunan jumlah rig minyak, ditambah dengan pengumuman pengurangan investasi oleh perusahaan-perusahaan minyak besar, telah meningkatkan perkiraan bahwa produksi AS menurun.

Namun para pedagang terpecah tentang kemana arah pasar berikutnya.

"Harga minyak tetap fluktuatif pada basis mingguan karena melihat maju-mundur ke angin panas dan dingin dari jumlah persediaan (AS) pada Rabu dan rilis jumlah rig pada Jumat," kata Nicholas Teo, analis pasar di CMC Markets di Singapura.

"Pedagang minyak terus menentukan harga jangka pendek minyak mentah," katanya menambahkan.

Dengan sedikit dukungan baru yang diharapkan pada Senin, analis mengatakan harga minyak kemungkinan diperdagangkan bergerak menyamping. Pasar keuangan AS ditutup untuk libur Hari Presiden, demikian AFP melaporkan.

(A026/A011)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015