Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah mantan atlet nasional menyatakan siap mendukung kebijakan dan program Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi untuk membenahi olahraga Indonesia terutama menjelang pelaksanaan Asian Games 2018.

"Yakin ada yang mau mendengarkan kita? Karena di Kemenpora sudah ada rekan kami mantan pelari Suryo Agung, tapi masukannya tidak pernah dihiraukan," kata Koordinator Forum Komunikasi Mantan Atlet Nasional Taufik Hidayat dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Namun, Taufik mengatakan para mantan atlet nasional akan mendukung sepenuhnya kebijakan Menpora jika saran mereka diikuti dengan tindak lanjut dan program konkret bagi cabang-cabang olahraga terutama para atlet dan pelatih.

Selain Taufik, Forum Komunikasi Mantan Atlet Nasional antara lain diikuti oleh mantan atlet renang Lukman Niode, mantan atlet bulu tangkis Rexy Mainaky, mantan atlet Tinju Syamsul Anwar, mantan atlet bulu tangkis Ivana Lie, mantan atlet sekaligus pelatih loncat indah Herlina Ramayani, mantan atlet menembak Selviana Husein, mantan atlet judo Krisna Bayu, manajer tim angkat besi nasional Sony Kasiran dan sejumlah mantan atlet cabang olahraga yang lain.

Forum mantan atlet itu memberikan sejumlah saran pembenahan bidang olahraga nasional jika tim Merah Putih ingin mejadi juara umum dalam pesta olahraga internasional baik SEA Games, Asian Games, ataupun Olimpiade.

Rexy Mainaky mengatakan Menpora perlu memprioritaskan empat cabang olahraga yang banyak menyumbang medali dalam pesta-pesta olahraga internasional yaitu akuatik, atletik, menembak, dan senam.

Sony Kasiran menambahkan keberadaan "sport science" baik di Kemenpora, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) belum dirasakan karena tidak ada aplikasi nyata.

"Harus ada keberlanjutkan untuk berlatih seperti pelaksanaan uji coba serta pemberian nutrisi cukup bagi para atlet," kata Sony.

Sony mempertanyakan "sport science" di sejumlah lembaga yang diklaim telah menghasilkan data-data pendukung bagi peningkatan prestasi olahraga nasional. Tapi, data-data itu tidak diiringi dengan tindakan pembenahan bagi para atlet dan pelatih.

Lukman Niode mengatakan peningkatan prestasi para atlet nasional dapat dilakukan dengan pemberian pelatihan jangka panjang yang setara dengan latihan selama 10 tahun.

"Kita tidak dapat meremehkan Asian Games karena itu bentuk mini dari Olimpiade dengan tingkat persaingan yang sama ketat," kata Lukman.

Sementara, Herlina menekankan ketiadaan dukungan sarana dan peralatan bagi para atlet selain pemberian motivasi secara langsung kepada para atlet yang akan mewakili Indonesia dalam kontes olahraga internasional.

Meski para mantan atlet nasional itu menilai kinerja Kementerian Pemuda dan Olahraga Kabinet Kerja masih bersifat seremonial, Syamsul Anwar mengatakan forum mantan atlet itu tidak bermaksud menggantikan para pejabat di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komite Olahraga Nasional Indonesia, ataupun Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).

"Kami berharap menjadi pemantau kinerja terhadap pembinaan bidang olahraga di Indonesia karena kami telah berpengalaman dalam kejuaraan baik tingkat daerah maupun tingkat dunia," kata Syamsul.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015