Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menyatakan bahwa Presiden Jokowi menginginkan adanya kepastian realisasi proyek listrik 35.000 MW dalam masa pemerintahannya.

"Ada pembahasan di bidang infrastruktur, energi dan lain-lain," kata Andi Wijayanto usai pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan ada sejumlah hal yang harus dilakukan agar target penambahan pasokan listrik hingga 35.000 MW itu tercapai.

"Dibahas apa saja yang harus dilakukan untuk memastikan target itu bisa dicapai dalam Pemerintahan Presiden Jokowi," kata Andi.

Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa proyek infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW akan digarap pemerintah bersama investor asing dan investor lokal dalam masalah pendanaan mau pun perizinannya.

"Tentu umumnya itu joint antara lokal dan luar dalam masalah pendanaan dan masalah jalur," kata Jusuf Kalla beberapa waktu lalu.

Untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW tersebut diperlukan dana sekitar Rp450 triliun. Setiap satu MW, kata Kalla, diperlukan dana kurang lebih 1,5 juta dolar AS.

"Kalau 35.000 MW itu berarti 35 miliar dolar AS. Lalu 35 miliar dolar AS itu dikali Rp 12.000, kira-kira Rp450 triliun," kata Kalla.

Dengan besarnya anggaran yang diperlukan untuk proyek tersebut, Kalla mengatakan perkembangan realisasi proyek ini harus selalu dipantau setiap saat.

Menurut Kalla, proyek ketenagalistrikan tersebut menarik minat investor dari banyak negara. Kalla menyebut Jepang, Tiongkok dan Eropa yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk menggarap proyek tersebut.

Ia juga mengatakan pemerintah saat ini mengutamakan perluasan pembangkit listrik yang ada. Kalla meyakini dengan perluasan pembangkit listrik yang ada, target pembangunan 35.000 MW bisa tercapai.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015