Kiev (ANTARA News) - Tigabelas tentara Ukraina tewas saat mundur dari Debaltseve di timur pada Rabu dan keberadaan 82 lainnya lagi tidak diketahui, kata kementerian pertahanan pada Kamis.

Pernyataan kementerian itu mengatakan bahwa 157 tentara luka dan 93 ditawan pemberontak, yang mengepung Debaltseve.

Angkatan bersenjata Ukraina menyatakan mengerahkan pasukan untuk mencari yang hilang dan meminta pemantau dari Badan Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) membantu menemukan mereka.

Pasukan Ukraina pada Rabu mundur dari Debaltseve --kota pusat perkeretaapian-- setelah serangan gencar pemberontak. Kiev menyatakan pemberontak itu dipersenjatai Moskow dan dimasukkan dalam ketentaraan Rusia.

Dalam pernyataannya, staf umum Ukraina menyatakan 13 tentara tewas dan 157 lagi luka selama penarikan pasukan tersebut.

Tentara Kiev menyatakan pasukannya menawan "puluhan" petempur pemberontak di Debaltseve dan menahan mereka untuk diperiksa.

Gencatan senjata Ukraina tidak mati, kendati pemberontak menguasai kota utama, kata Prancis pada Rabu.

Pernyataan itu dikeluarkan Prancis menjelang pembicaraan telepon pemimpin Jerman, Rusia dan Ukraina.

Presiden Prancis Francois Hollande berbicara melalui telepon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Rusia Vladimir Putin serta Presiden Ukraina Petro Poroshenko pada Rabu petang, kata juru bicara pemerintah Prancis Stephane Le Foll.

Ia mengatakan Prancis akan melakukan apa pun untuk menjaga perjanjian gencatan senjata Minsk II, yang ditandatangai pada pekan lalu, tetap hidup, kendati pemberontak menguasai kota strategis, Debaltseve.

"Kami akan terus. Kami tahu bahwa kami menghadapi sejumlah masalah. Kami tahu bahwa tidak semua hal bisa diselesaikan," kata Le Foll.

"Namun, dari keadaan sebelum perjanjian Minsk dengan sekarang ada kemajuan," katanya.

Pasukan Ukraina menarik diri dari Debaltseve setelah diserbu pemberontak dalam yang dikatakan Eropa Bersatu sebagai pelanggaran jelas terhadap perjanjian dukungan antarbangsa dan ditandatangani pada pekan lalu itu.

Poroshenko pada Rabu menyatakan 80 persen dari ribuan tentara sudah mundur dari kota strategis pusat perkeretaapian itu.

Negara Barat menyalahkan Rusia atas keberlanjutan kekerasan di Ukraina timur tersebut, demikian Reuters.

(Uu.B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015