Tripoli (ANTARA News) - Dua bom meledak di gerbang kediaman duta besar Iran di ibu kota negara Libya, Tripoli, pada Minggu namun tidak ada korban dalam insiden tersebut, kata para pejabat bidang keamanan Libya.

Satu pejabat mengatakan kepada stasiun televisi Tripoli al-Nabaa bahwa kediaman yang terletak di wilayah pusat Tripoli itu dalam keadaan kosong ketika ledakan terjadi, demikian pula dengan kediaman di bawahnya.

"Dua bahan peledak diletakkan, satu meledak duluan dan diikuti dengan yang satunya lagi. Tujuan pemboman yang kedua itu adalah untuk menciptakan kebingungan," kata Kolonel Jumaa al-Mashri dari Badan Keamanan Nasional kepada al-Nabaa.

Misi-misi asing lainnya di ibu kota, seperti kedutaan besar Aljazair, Mesir serta Uni Emirat Arab, juga telah menjadi incaran pemboman, yang, kendati demikian, tidak menimbulkan korban.

Sebagian besar negara Barat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun lalu telah memindahkan staf mereka keluar selama berlangsungnya pertikaian antara faksi-faksi yang berseteru untuk mengendalikan Tripoli, empat bulan setelah kejatuhan Muammar Gaddafi.

Pemerintah Libya yang diakui secara internasional serta Dewan Perwakilan Rakyat terpilih telah dipaksa untuk mencari penyelesaian sejak sebuah kelompok bernama Fajar Libya mengambil kendali ibu kota, membentuk kembali majelis sebelumnya serta melantik sebuah pemerintahan tandingan.

Pemerintahan yang berpusat di timur itu diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara kuat Barat. Pemerintahan Tripoli tidak memiliki kekuasaan, namun masih mengendalikan kementerian, bandar udara serta beberapa fasilitas minyak.

Pada Januari, pria-pria bersenjata yang menyatakan kesetiaan mereka terhadap Negara Islam, menyerbu hotel mewah Coronthia, menewaskan sembilan orang, termasuk lima warga negara asing, demikian Reuters.

(Uu.T008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015