Jakarta (ANTARA News) - Hasil penelitian Reading Indonesia Project (Ripro) di media sosial Twitter selama 23 Januari hingga 18 Februari 2015 menunjukkan bahwa ada dua hal yang memicu peningkatan sentimen positif terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah 100 hari menjabat.

Menurut inisiator Ripro Abdul Malik Gusmar di Jakarta, Senin, peningkatan sentimen positif terhadap Presiden Jokowi dipicu oleh pelantikan pelaksana tugas pimpinan KPK dan penunjukan Komisaris Jenderal Pol Badrodin Haiti sebagai calon Kepala Polri.

"Tindakan tidak melantik BG dan mengusulkan nama lain sebagai Calon Kapolri serta melantik Plt Pimpinan KPK menurunkan sentimen negatif Presiden Jokowi dan menaikkan sentimen positifnya," kata dia.

"Tren ini memperlihatkan bahwa dukungan terhadap Presiden Jokowi bersifat kondisional, tergantung kebijakan yang dilahirkannya," kata Associate Director Paramadina Graduate School itu.

Ia menilai dukungan bagi Presiden didapat dari kinerja, bukan berdasarkan sosok.

Menurut dia, Presiden Jokowi juga akan terus dinilai berdasarkan citra yang membuatnya terpilih menjadi presiden.

Penelitian yang dilakukan Ripro bekerja sama dengan Paramadina Graduate School dan Awesometrics itu tidak hanya fokus pada reaksi yang tertuju pada Presiden, tetapi juga pada respons masyarakat terhadap kinerja para menteri.

Menurut riset itu lima menteri yang paling banyak dibicarakan di media sosial adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Pedesaan dan Pembangunan Daerah Tertinggal Marwan Djafar dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdjianto dan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said.

"Menteri Susi menjadi yang paling dibicarakan di Twitter. Secara umum, pembicaraan tentang menteri menyangkut bagaimana kinerja mereka," kata Peneliti Ripro Agus Mulyono.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015