Jakarta (ANTARA News) - SAR gabungan multi matra TNI, Badan SAR Nasional, dan unsur militer luar negeri serta kalangan sipil nasional terlibat dalam musibah AirAsia QZ8501 di Selat Karimata lalu memberi banyak pelajaran penting.

TNI AL, Badan SAR Nasional, bersama pemangku kepentingan lain dalam operasi SAR gabungan ini akan duduk bersama untuk membahas hal ini.

“Kami akan turut memberi pemikiran bagaimana SOP SAR gabungan ini selayaknya dibuat dan dilaksanakan. Ini penting karena banyak hal harus dipadukan agar tugas pencarian dan penyelamatan ini bisa semakin efektif dan efisien,” kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, di Jakarta, Selasa.

Selasa ini, bertempat di Markas Komando Armada Indonesia Kawasan Barat TNI AL, Jakarta, dia menyampaikan penghargaan kepada ratusan personel TNI AL yang terlibat langsung dalam operasi SAR gabungan atas AirAsia QZ8501 yang berjalan hingga 21 hari itu.

Dari perspektif TNI AL, kata dia, SOP operasi SAR gabungan ini sangat penting.

Perhatian dunia cukup tersedot pada operasi itu, yang terjadi di perairan dangkal namun punya kesulitan tersendiri. Puluhan korban satu demi satu ditemukan, termasuk instrumen utama penuntun sebab-musabah kecelakaan udara itu, black box.

“Kalau kita cermati, memang perairan Selat Karimata itu dangkal, namun keruh dan arusnya sangat deras. Personelnya harus mumpuni sekali. Di sinilah penting bagaimana kita bisa memadukan semuanya dalam standar operasi baku,” katanya.

Dia juga mengungkap, dalam operasi SAR, dikenal SAR udara, SAR laut, dan SAR darat. Semakin disadari bahwa kualifikasi dan kompetensi personel serta alat kerja yang semakin lengkap menjadi sangat diperlukan untuk operasi kemanusiaan seperti itu.

“Nah, pada musibah inilah semuanya juga berjalan. Kita tahu pernah terjadi musibah Adam Air di perairan dalam Selat Makassar, Garuda Indonesia di Sungai Bengawan Solo, dan lain sebagainya,” kata dia.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015