Saat melintasi Laut Jawa, banyak awak kapal Cheng Ho yang jatuh sakit, kemudian ia memerintahkan untuk membuang sauh, ke Semarang untuk berlindung."
Batam (ANTARA News) - Wisata Jalur Laut Sutra napak tilas pelayaran samudra Laksamana Cheng Ho resmi jadi destinasi wisata baru terdiri dari sembilan serial mulai Aceh hingga Bali

Peminat wisata Jalur Laut Sutra mengabadikan perjalanan di sembilan lokasi dengan berfoto pada objek berlatar belakang peninggalan atau bangunan yang khusus dibuat untuk mengenang perjalanan Laksamana Cheng Ho di Aceh, Batam, Palembang, Belitong, Jakarta, Semarang, Cirebon, Surabaya dan Bali. 

Foto-foto itu akan menjadi bukti bahwa sebagai pelancong Anda telah "menunaikan" wisata serial, menelusui perjalanan laksamana terkemuka itu di Nusantara.

Perjalanan wisata religi dan sejarah Jalur Laut Sutra menawarkan sensasi heroik dari seorang pelaut Muslim asal Tiongkok yang sedang melakukan misi dagang dan penyebaran Islam di Indonesia.

Sejatinya, wisata jalur pelayaran Cheng Ho itu dirancang oleh Kementerian Pariwisata untuk menarik wisatawan asal Negeri Tiongkok datang ke Indonesia.

Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo berpendapat warga Tiongkok amat menghargai sejarah dan budayanya. Apalagi, Laksamana Cheng Ho sangat dihormati oleh warga Tiongkok.

Menteri Indroyono optimistis pembukaan tujuan wisata baru jalur samudra Cheng Ho ini mampu mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, terutama wisman dari Tiongkok.

"Ini menjadi modal penting terutama menarik wisatawan Tiongkok. Wisatawan Tiongkok menghormati akar dan jejak budaya, ini menjadi peluang Indonesia dengan jalur samudra Cheng Ho," kata Menteri.

Pariwisata berbasis sejarah maritim memang baru, namun perlu didukung. Apalagi Pemerintahan Presiden Joko Widodo memiliki semangat kebaharian yang tinggi, mengingat sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari laut.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, sumbangan pariwisata maritim baru 10 persen dari total pariwisata di seluruh Indonesia. Angka ini sangat kecil dibandingkan Malaysia yang memiliki wilayah laut lebih sedikit namun pariwisata maritimnya menyumbangkan 40 persen dalam total pariwisata.

Serial

Wisata jalur pelayaran samudra Cheng Ho bukanlah perjalanan wisata yang mengajak pelancong duduk di kapal besar menyinggahi daerah-daerah yang dilalui oleh kapal Cheng Ho yang termasyhur itu. 

Pelancong bisa pergi ke daerah itu satu per satu sambil merasakan sensasi sejarah dan kebesaran admiral asal Tiongkok itu.

Di Aceh misalnya, terdapat Lonceng Cakra Donya yang tergantung di pintu masuk Museum Aceh. Lonceng raksasa berbentuk stupa dengan hiasan tulisan Arab juga China itu merupakan pemberian Kaisar Yongle yang dibawa ke Aceh oleh Laksamana Cheng Ho sekitar 1414 M.

Kemudian di Palembang, terdapat Masjid Cheng Ho yang dibangun masyarakat sekitar untuk mengenang jasa Laksamana Cheng Ho yang disebut berjasa bagi Kerajaan Sriwijaya setelah menumpas perompak asal Kanton, Chen Tsu Ji.

Di Semarang, ada Klenteng Sam Po Kong, yang dipercaya sebagai tempat persinggahan dan pendaratan pertama Sang Laksamana.

"Saat melintasi Laut Jawa, banyak awak kapal Cheng Ho yang jatuh sakit, kemudian ia memerintahkan untuk membuang sauh, ke Semarang untuk berlindung," cerita Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Sementara itu, meski tidak ada bukti khusus Cheng Ho pernah mendaratkan kapalnya di Batam, namun pemerintah percaya bahwa kapal besar Laksamana Cheng Ho berlayar melalui Perairan Batam di Selat Malaka untuk memasuki wilayah Indonesia lainnya.

Apalagi, sejarah memang mencatat Selat Malaka menjadi bagian dari rute Jalur Laut Sutra.

Di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), wisata serial pelayaran Cheng Ho ditempatkan di Golden City Bengkong. Kebetulan, di kompleks wisata itu sudah ada replika kapal Cheng Ho yang dibangun pihak swasta. Dan sekarang dalam tahap pembangunan Masjid Cheng Ho.

Di tempat itulah, pemerintah memutuskan untuk meluncurkan destinasi baru jalur pelayaran Cheng Ho, pada Sabtu (21/2) 2015.

Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo mengatakan keberadaan destinasi wisata jalur pelayaran Cheng Ho di Batam diharapkan dapat mendongkrak wisatawan mancanegara yang datang ke kota itu.

"Ini menjadi strategi untuk mempercantik kawasan ini. Akan menjadi daya tarik baru, terutama untuk menyerap wisman asal Tiongkok ke Batam dan daerah lain di Kepri," kata Wakil Gubernur.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan destinasi jalur pelayaran Laksamana Cheng Ho memang sengaja dirancang untuk menyerap wisman asal Tiongkok.

Menteri mengatakan peluang menggaet wisman asal Tiongkok amat besar. Data Kementerian Pariwisata mencatat terdapat 100 juta warga Tiongkok yang bepergian untuk berwisata, namun hanya satu persennya yang singgah ke Indonesia.

"Kami yakini banyak turis dari Tiongkok. Untuk outbond ada 100 juta warga Tiongkok, tapi yang datang ke Indonesia hanya satu juta orang. Bandingkan dengan yang ke Thailand sebanyak lima juta orang," kata dia.

Karena tujuan wisata tematik itu memang untuk membidik wisman asal Tiongkok, tidak heran jika Kementerian Pariwisata mengajak media asing ikut mempromosikannya.

Dalam peluncuran destinasi wisata baru di Batam, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengajak setidaknya tiga media asing untuk ikut meliput. "Ada Discovery Channel, CCTV televisi di Tiongkok dan kantor berita Tiongkok," kata Menteri.

Selain itu, Menteri juga membawa Atase Kebudayaan dari Kedutaan Besar RRT untuk Indonesia, dan perwakilan dari Kementerian Pariwisata RRT dalam acara yang peluncuran.

Menteri meyakinkan akan melakukan banyak promosi untuk memperkenalkan wisata jalur pelayaran Laksamana Cheng Ho ke luar negeri, terutama Tiongkok demi kesuksesan destinasi baru itu.

Oleh Yunianti Jannatun Naim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015