Makassar (ANTARA News) - Keluarga mengaku tidak mengetahui kehadiran Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif Abraham Samad saat memenuhi panggilan pemeriksaan atas tuduhan pemalsuan dokumen data kependudukan di Polda Sulselbar.

"Tidak tahu. Kami semua tidak tahu jadwalnya dia langsung ke Polda Sulselbar bersama tim hukum dan teman-temannya," kata kakak kandung Abraham, Imran Samad di Makassar, Selasa.

Ia mengatakan kehadiran Abraham di Makassar baru diketahui setelah adanya pemberitaan di media elektronik serta di status "Blackberry Masengger" (BBM) miliknya dari teman-teman media.

"Saya sama sekali tidak tahu karena banyak kesibukan. Saya hanya memantau perkembangan Abraham dari media dan sosial media," ujar Imam yang Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar ini.

Kehadiran Abraham di Makassar guna memenuhi panggilan pemeriksaan Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat di Makassar terkait dugaan pemalsuan dokumen kependudukan untuk pembuatan paspor atas nama Feriyani Liem 2007 lalu yang menyeret dirinya.

Abraham Samad didamping seorang sahabatnya Upi Asmaradana tiba di kantor polisi setempat pukul 12.45 WITA.

Ia kemudian bersama tim hukumnya memasuki ruang pemeriksaan Direskrim Polda Sulsel didampingi staf KPK.

Staf KPK dari biro bantuan hukum Indra Mantongbati yang ditunjuk mendampingi Abraham mengatakan dirinya hanya mengawal proses hukum mantan Direktur Anti Corruption Commitee (ACC) itu.

"Kami tetap melakukan pendampingan atas kehadiran beliau di Polda Sulselbar," katanya saat tiba di kantor polisi daerah itu.

Pemeriksaan mantan pengiat antikorupsi Sulawesi ini akhirnya ditunda karena mengalami sakit, sehingga polisi menyatakan akan menjadwalkan pemeriksaan ulang dalam waktu dekat.

"Abraham mengalami gangguan kesehatan (maag) dan masih terlihat lemah, sehingga pemeriksaan dihentikan sementara dan akan dilanjutkan dalam waktu tidak terlalu lama," kata Kabid Humas Polda Sulselbar Komisaris Besar Polisi Endi Sutendi usai pemeriksaan.

Ia menyebutkan Abraham dicecar 15 pertanyaan oleh penyidik seputar apakah ada peran yang dilakoni untuk membantu tersangka Feriyani Lim yang kini berstatus tersangka dalam dugaan pemalsuan dokumen kependudukan tersebut.

"Ada 15 pertanyaan namun karena beliau kurang sehat makanya ditunda, tidak ada alasan lain memang keluhan kesehatan. Pemeriksaan dilakukan satu setengah jam," kata Endi kepada wartawan.

Pada pemeriksaan selama satu setengah jam tersebut, Abraham Samad yang lulusan Fakultas Ilmu Hukum Universitas Hasanuddin, membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015