Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy (PGE) Rony Gunawan mengatakan bahwa pemanfaatan energi panas bumi untuk listrik di Indonesia masih cukup rendah.

"Pemanfaatan panas bumi untuk listrik di Indonesia masih sekitar lima persen dan itu masih jauh dari rata-rata yang ditargetkan oleh Dewan Energi Nasional (DEN) sebesar 25 persen," kata Rony di Jakarta, Selasa.

Dalam Workshop Media PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) bertema "Harga Minyak Jatuh, Pengembangan Panas Bumi Jalan Terus", Rony mengatakan bahwa Indonesia punya potensi terbesar di dunia dalam bidang panas bumi karena mempunyai temperatur yang cukup tinggi.

"Daerah Sumatera dan Jawa memiliki potensi yang cukup besar, namun selama ini pengembangannya tidak berjalan dengan baik," katanya.

Hambatannya, kata Rony terkait dengan proses bisnis, misalnya izin lokasi, izin penggunaan lahan untuk eksplorasi, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Surat Izin Pengambilan dan Pemanfaatan Air (SIPPA), dan Anaslis Mengenai Dampak Lingkungam (AMDAL).

"Selain itu, permasalahan yang lebih penting adalah tidak adanya harga atau tarif yang ditetapkan oleh pemerintah," tuturnya.

Saat ini, menurut Rony, energi panas bumi yang baru terpasang di Indonesia sebesar 1.403,5 megawatt dari total energi potensi sumber daya sebesar 12.386 megawatt dan energi potensi cadangan sebesar 16.524 megawatt.

"Terdapat total 312 lokasi di seluruh Indonesia untuk penyebaran petensi panas bumi dan yang terbanyak adalah Sumatera dengan 93 lokasi," tuturnya.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015