Kupang (ANTARA News) - Harga beras berbagai jenis di sejumlah pasar tradisional dalam Kota Kupang Nusa Tenggara Timur (NTB) melonjak sejak beberapa pekan terakhir, diperkirakan akan terus merangkak hingga Maret mendatang.

"Kenaikan harga beras ini umumnya akibat tidak lancarnya distribusi dari produsen ke konsumen karena cuaca yang tidak bersahabat dan belum panen di daerah-daerah sentra padi, sehingga stok menjadi berkurang," Kata Kepala Seksi Bina Pasar dan Distribusi Dinas Perdagangan dan perindustrian NTT, Nikanor Tauta di Kupang, Kamis.

Menurut dia, harga beras di Kota Kupang dalam seminggu terakhir mengalami kenaikan terutama untuk beras yang dijual secara gelondongan (karungan), sedangkan untuk harga eceran (kilogram) masih stabil dengan harga bervariasi Rp7.400 hingga maksimal Rp13 ribuan.

"Jadi kenaikan itu rata-rata antara Rp10.000--Rp25.000 per karung (ukuran 40 kilogram) dan Rp7.400 untuk beras Bulog hingga Rp13.500 untuk beras kualitas tinggi seperti merek lonceng dan jeruk untuk ukuran per kilogram," katanya.

Sebelumnya kenaikan ini katanya berbeda untuk beras kualitas menengah seharga Rp12 ribu atau naik dari harga sebelumnya Rp9.000 per kilogram. Kemudian harga beras kualitas rendah kini mencapai Rp10.500 per kilogram, atau naik dari harga sebelumnya Rp7.500 per kilogram," katanya.

"Harga beras jenis premium cap Jeruk, Nona Kupang dan Lonceng naik antara Rp5 ribu sampai Rp10 ribu per karung ukuran 20 kg. Dua hari lalu, beras cap Jeruk dijual Rp221,500, Lonceng Rp230.000 dan Nona Kupang Rp215.000. Sedangkan untuk ukuran 40 kg dijual dengan Rp414.500--Rp448.000," jelasnya.

Hanya mujurnya kata dia, naiknya harga beras jenis premium tersebut tidak diikuti oleh beras medium atau beras Bulog. Beras Bulog saat ini dijual dengan harga pada kisaran Rp10.000--Rp11.000 per kg.

Sekarang ini, sebutnya, masyarakat lebih banyak memilih membeli beras jenis medium karena harga masih terjangkau. Sedangkan beras jenis premium hanya diminati kalangan menengah ke atas.

Paman Yahya, pedagang beras di Pasar Penfui Kota Kupang menuturkan, kenaikan harga beras tersebut sulit dihindari, karena beras yang dijual di Kota Kupang kebanyakan didatangkan dari Surabaya, dan Makasar, Sulawesi Selatan.

"Kalau di daerah produksinya saja sudah mengalami kenaikan, apalagi kita di NTT. Mau tidak mau, harganya pasti naik," katanya.

Ia mengatakan beras jenis premium selain beras Bulog dalam sepekan terakhir, beras jenis premium seperti cap Jeruk, Nona Kupang dan Lonceng sudah mengalami kenaikan, sedangkan beras Bulog masih stabil.

Terpisah Kepala Seksi Humas Bulog Divre Kupang Marselna Rihi, mengatakan, Perum Bulog Rabu, 25 Februari menggelar operasi pasar di sejumlah titik di wilayah Kota Kupang, setelah harga beras di daerah terus mengalami kenaikan.

"Hari ini, kami gelar operasi pasar di sejumlah pasar tradisional dan pemukiman warga," katanya.

Menurut dia, pihaknya akan menggelar operasi pasar di sejumlah pasar tradisional, seperti pasar Kasih Naikoten, Pasar Kuanino, Oebobo, dan Oeba. Sedangkan di pemukiman di Kelurahan Alak, Manutapen serta Bulog Mart.

"Hari ini, kami gelontorkan 50 ton beras operasi pasar," katanya.

Dia mengatakan, operasi pasar yang digelar ini untuk menekan harga beras di pasaran yang terus mengalami kenaikan. Harga beras di pasaran per kilogram (kg) di jual berkisar Rp8000--10.000 per kg untuk beras biasa. Sedangkan premium Rp11 ribu per kg. "Harga beras di pasaran terus naik di pasaran," katanya.

Dia berharap dengan digelar operasi pasar ini akan menekan harga beras di pasaran. "Kami fokuskan di pemukiman warga, terutama warga menengah ke bawah," katanya.

(KR-HMB)

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015