Kupang (ANTARA News) - Harga beras di sejumlah pasar tradisional dalam Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur merangkak naik akibat persediaan yang menipis menyusul pengiriman dari Jawa yang terhambat oleh cuaca buruk.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nusa Tenggara Timur Bruno Kupok ketika dihubungi di Kupang, Kamis, membenarkan dan memperkirakan kenaikan harga beras mungkin akan terus terjadi sampai Maret mendatang.

Dalam sepekan terakhir, harga beras bergerak naik antara Rp1.000 sampai Rp2.000 per kilogramnya, atau dari kisasan Rp9.000-Rp11.000/kg menjadi Rp12.000-Rp14.000/kg.

"Hanya mujurnya, naiknya harga beras jenis premium seperti Lonceng, Jeruk, Nona Kupang dan beberapa jenis lainnya, tidak diikuti oleh beras medium yang dijual Bulog dengan harga Rp10.000 sampai Rp11.000/kg," ujarnya.

Yahya, seorang pedagang beras--yang asal Bugis, Sulawesi Selatan--di Pasar Penfui Kupang mengatakan kenaikan harga beras tersebut sulit dihindari, karena sebagian besar beras didatangkan dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

"Di daerah sentra produksi beras saja sudah mengalami kenaikan harga, apalagi kita di NTT. Mau tidak mau, harganya harus disesuaikan," katanya dalam logat Bugis yang kental.

Sementara itu, Kasie Humas Bulog Divre NTT Marselina Rihi mengatakan bahwa Perum Bulog sejak Rabu (25/02) sudah menggelar operasi pasar di sejumlah titik utama di Kota Kupang untuk menstabilkan harga.

Ia menambahkan Bulog NTT akan terus menggelar operasi pasar di sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Kasih Naikoten, Pasar Kuanino, Oebobo, dan Oeba.

Sedangkan untuk wilayah pemukiman penduduk, pihaknya menggelar operasi pasar beras di Kelurahan Alak, Manutapen serta Bulog Mart.

"Hari ini, kami mendrop 50 ton beras untuk kegiatan operasi pasar guna menekan harga beras di pasaran yang terus merangkak naik akibat stoknya mulai menipis," ujarnya.

Beras kualitas biasa dijual dengan harga antara Rp8.000-Rp10.000 per kilogram, sedang beras premium berkualitas bagus Rp11.000/kg.

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015