Bengkulu (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu merawat dua ekor harimau Sumatera (Phantera tigris Sumatrae) korban perburuan dan konflik dengan masyarakat sekitar kawasan hutan.

"Saat ini ada dua ekor harimau yang kami rawat sementara, sambil menunggu keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," kata Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Bengkulu, Darwis Saragih di Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan seekor harimau betina diamankan petugas BKSDA Bengkulu dari jerat pemburu di kawasan hutan dari wilayah Kabupaten Kaur sekitar 200 kilometer dari Kota Bengkulu pada awal 2014.

Harimau betina itu mengalami luka parah di bagian kaki depan kanan dan terpaksa diamputasi.

Sedangkan seekor lainnya diamankan dari Desa Talang Beringin Kabupaten Seluma, karena menyerang petani karet.

"Harimau dari Talang Beringin kami amankan dan evakuasi hari ini dari Seluma dan sudah berada di BKSDA Bengkulu," kata dia.

Harimau jantan dewasa itu terpaksa diamankan karena menyerang seorang petani karet hingga tewas.

"Setelah menyerang petani, harimau itu masih berkeliaran di sekitar kebun warga jadi terpaksa diamankan," tambahnya.

Penyerangan harimau terhadap petani itu terjadi pada Minggu (22/2) siang. Saat itu korban tengah menyadap karet di kebunnya.

Lokasi kebun korban berbatasan dengan kawasan hutan Taman Buru Semidang Bukit Kabu, habitat harimau Sumatera.

Untuk sementara, kata Darwis, satwa langka tersebut akan dirawat dan diamankan di dalam kandang besi dan ditempatkan di kompleks Kantor BKSDA Bengkulu.

"Kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk tindakan berikutnya," katanya.

Darwis menambahkan konflik antara manusia dengan harimau terjadi akibat kerusakan hutan yang menjadi habitat harimau tersebut.

Pewarta: Helti M Sipayung
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015