New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (Jumat pagi WIB), meskipun data ekonomi negara itu secara keseluruhan negatif.

Indeks Harga Konsumen AS untuk semua konsumen perkotaan menurun 0,7 persen pada Januari disesuaikan secara musiman, kata Departemen Tenaga Kerja AS, Kamis. Ini adalah penurunan terbesar sejak 2008 karena penurunan harga energi dan mengalahkan konsensus pasar untuk penurunan 0,6 persen.

Para analis mengatakan tekanan inflasi yang rendah dari negara itu menyulitkan bank sentral untuk menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat.

Sementara itu, angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal disesuaikan secara musiman dalam pekan yang berakhir 21 Februari meningkat 31.000 dari tingkat direvisi pekan sebelumnya menjadi 313.000, melebihi ekspektasi pasar 285.000, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis.

Namun, pesanan baru untuk barang tahan lama manufaktur pada Januari naik 2,8 persen menjadi 236,1 miliar dolar AS, mengalahkan konsensus pasar, kata Departemen Perdagangan AS, Kamis.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 1,14 persen menjadi 95,290 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1199 dolar dari 1,1356 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5406 dolar dari 1,5526 dolar. Dolar Australia turun ke 0,7795 dolar dari 0,7889 dolar.

Dolar AS dibeli 119,44 yen Jepang, lebih tinggi dari 118,86 yen dari sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9536 franc Swiss dari 0,9475 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,2527 dolar Kanada dari 1,2429 dolar Kanada, demikian dilaporkan Xinhua.

(Uu.A026)



Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015