London (ANTARA News) - Strategi diplomasi publik Indonesia menarik perhatian mahasiswa Leiden University saat berkunjung ke Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag, Belandan, dan mendapat penjelasan dari Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag, Ibnu Wahyutomo.

Sebanyak lima mahasiswa jurusan hubungan dan diplomasi internasional Leiden University yaitu Neel Baruah (India), Thijs Bonenkamp (Belanda), Denise De Buck (Belanda), Pietro Moro (Amerika Serikat) dan Fathania Queen Genisa (Indonesia) berkunjung ke Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag untuk mengetahui perkembangan politik luar negeri Indonesia terutama yang menyangkut strategi diplomasi publik Indonesia.

Wahyutomo menjelaskan tujuan dan langkah langkah strategi diplomasi publik yang terkait dengan promosi ekonomi, demokrasi, dan peningkatan people-to-people contact melalui berbagai kegiatan yang menyertakan konstituen baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

Pada diskusi juga dijelaskan mengenai kerukunan kehidupan beragama di Indonesia, termasuk Islam yang moderat sebagai salah satu aset diplomasi publik. 

Secara resmi, kesertaan Indonesia dalam dialog lintas agama dengan 25 negara mitra pada Agustus lalu juga usaha turut menciptakan perdamaian dunia. Saat itu Indonesia tuan rumah Global Forum ke-6 United Nations Alliace of Civilizations.

Atas pertanyaan para mahasiswa tersebut, Wahyutomo menjelaskan tentang strategi diplomasi publik yang dilakukan di Belanda. "Kedekatan dan hubungan sejarah antara Indonesia dan Belanda yang berlangsung lama tentu memerlukan strategi tersendiri yang berbeda dengan yang dilakukan di negara lain.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015