Jakarta (ANTARA News) - Negara-negara yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) meningkatkan upaya pengendalian kelebihan pasokan karet yang menyebabkan merosotnya harga komoditas tersebut selama beberapa waktu ini.

"Negara-negara anggota ITRC meningkatkan upaya dalam mengontrol kelebihan pasokan yang menyebabkan penurunan harga," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairi dalam siaran pers yang diterima, Jumat.

Menurut Bachrul, dalam pertemuan ITRC yang beranggotakan Indonesia, Thailand, dan Malaysia ke-24 pada 23--27 Februari 2015 tersebut melakukan pembahasan tentang melemahnya harga karet dunia, dan sejumlah isu penting terutama untuk memastikan tindak lanjut hasil-hasil Pertemuan Dewan Menteri ITRC yang dilaksanakan pada November 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia.

"Pertemuan membahas isu-isu seperti keseimbangan supply-demand karet alam, upaya stabilisasi harga, dan juga peningkatan konsumsi karet alam masing-masing negara anggota," ujar Bachrul.

Selain itu, lanjuta Bachrul, juga melakukan penguatan kerja sama dengan negara-negara produsen karet alam lainnya di ASEAN, yakni Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam (CLMV), serta persiapan teknis dalam rangka pembentukan pasar karet regional.

"Kontrol terhadap pasokan karet alam diupayakan oleh negara-negara anggota ITRC untuk mencegah pasokan berlebih dan menyebabkan penurunan harga karet alam dunia," tambah Bachrul.

Sementara itu, Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional Lainnya Kementerian Perdagangan, Deny Kurnia, menambahkan peninjauan data statistik ketiga negara anggota ITRC juga dilakukan untuk menghindari sentimen negatif di pasar tentang jumlah stok yang besar.

"Keakuratan data stok dan produksi serta implementasi supply management scheme (SMS) secara disiplin diharapkan berdampak pada menurunnya fluktuasi harga dan spekulasi pasar," tambah Deny.

SMS akan lebih memberikan dampak signifikan bagi keseimbangan supply-demand apabila CLMV dapat berpartisipasi untuk mengontrol supply. Untuk itu, ITRC terus berupaya memperkuat dan membangun bentuk-bentuk kerja sama strategis dengan CLMV.

"Upaya ini didukung dengan pemahaman bahwa rendahnya harga karet alam saat ini akan berdampak tidak hanya bagi petani di negara ITRC, namun juga di negara CLMV," kata Deny.

Selain mengontrol pasokan, usaha meningkatkan konsumsi karet alam domestik juga sedang diupayakan. Salah satu komite di bawah ITRC, yakni Demand Promotion Scheme Committee (DPSC) bertugas untuk mengupayakan peningkatan penyerapan karet alam di masing-masing negara anggota ITRC, dimana sesuai komitmen, peningkatan konsumsi karet alam domestik ditargetkan sebesar 10 persen dari total produksi per tahun.

Di Indonesia sendiri sedang dilakukan pembahasan rencana penyerapan karet alam domestik untuk pembangunan infrastruktur pemerintah dan peningkatan hasil produk industri yang menggunakan karet alam.

"Upaya yang dilakukan itu merupakan bentuk nyata langkah-langkah stabilisasi harga karet alam, khususnya mengembalikan harga pada tingkat yang remuneratif bagi petani," ujar Deny.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015