Kemunculan demokrat sangat berbeda, yakni muncul dari nol sehingga yang mau gabung hanya saudara saja awalnya
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo mengakui Partai berlambang bintang mercy itu sebagai partai keluarga terkait keberadaan sejumlah keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam jabatan strategis partai.

"Apa tidak boleh kalau partai keluarga SBY? Kemunculan dari awal kan memang dengan dukungan keluarga," kata Pramono Edhie Wibowo saat ditemui dalam acara Deklarasi Sikap Politik Angkatan Muda Demokrat di Jakarta, Sabtu.

Adik ipar Ketua Umum Partai Demokrat SBY itu menuturkan lahirnya Partai Demokrat berbeda dengan partai politik lain yang telah memiliki basis massa sebagai dukungan.

Partai Demokrat, kata dia, muncul tanpa basis dukungan sehingga melibatkan sebagian besar keluarga untuk mendukung dan membesarkan partai itu.

"Kemunculan demokrat sangat berbeda, yakni muncul dari nol sehingga yang mau gabung hanya saudara saja awalnya," tutur dia.

Menurut dia, setelah Demokrat kini menjadi partai yang besar, tidak ada salahnya jika mempertahankan keluarga SBY dalam kepengurusan partai.

"Keluarga dukung dari nol, sekarang setelah besar masa tidak boleh terus bergabung," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut ia mengatakan Demokrat membutuhkan sosok ketua umum perekat yang memiliki kompetensi untuk mengambalikan kejayaan partai yang kini mulai redup karena diterpa beberapa masalah.

Untuk ketua umum, ia yakin SBY adalah sosok yang tepat dan layak untuk mengemban tugas berat itu.

"Kalau ditanya apakah SBY masih layak menjadi ketum, saya katakan mantan presiden selama 10 tahun masa tidak layak menjadi ketum," ujar dia.

Sementara untuk kaderisasi partai, ia berpendapat hal tersebut dapat dilakukan SBY saat menjadi ketum dan tetap membina kader untuk menggantikannya ke depan.

SBY mendapat dukungan dari gerakan sayap Angkatan Muda Demokrat untuk maju mencalonkan diri lagi sebagai ketua umum periode 2015-2020.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015