Baghdad (ANTARA News) - Serangan bom dan bentrokan dengan petempur Negara Islam (ISIS) pada Sabtu (28/2) menewaskan sebanyak 41 orang dan melukai tak kurang dari 102 orang lagi di Irak Tengah dan Timur, kata beberapa sumber keamanan.

Serangan paling mematikan terjadi di Provinsi Salahudin di Irak Tengah-Utara, ketika tiga pembom mobil bunuh diri dengan dukungan puluhan anggota ISIS, menyerang beberapa posisi militer Irak dan milisi Syiah sekutunya di Daerah Sur-Shnas, dekat Kota Samarra, sekitar 120 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad.

Serangan itu menewaskan 16 anggota milisi dan prajurit serta melukai 41 orang lagi, kata satu sumber keamanan provinsi tersebut yang tak ingin disebutkan jati dirinya kepada Xinhua.

Ledakan sangat kuat akibat bom mobil bunuh diri dan bentrokan sesudahnya juga menewaskan 11 anggota ISIS, termasuk pembom bunuh diri, kata sumber tersebut.

Tak mungkin untuk mengetahui jumlah korban jiwa secara pasti di kalangan petempur fanatik yang meninggalkan lokasi dengan mereka membawa rekan mereka yang tewas dan cedera, kata sumber itu sebagaimana diberitakan Xinhua, Minggu pagi.

Secara terpisah, dua anggota milisi Syiah, yang dikenal dengan nama Al-Hashed Ash-Shaabi --atau Mobilisasi Rakyat-- tewas oleh penembak jitu ISIS di dekat Kota Kecil Ishaqi, sekitar 90 kilometer di sebelah utara Baghdad, kata sumber tersebut.

Salahudin, provinsi yang warganya didominasi pengikut Sunni dengan Tikrit sebagai ibu kotanya, sekitar 170 kilometer di sebelah utara Baghdad, adalah tempat kelahiran mantan presiden Saddam Hussein.

Banyak bagian provinsi itu telah dikuasai ISIS sejak 11 Juni lalu, sehari setelah bentrokan berdarah berkecamuk antara pasukan keamanan Irak dan kelompok ISIS --yang menguasai Kota Mosul di bagian utara negeri tersebut dan merebut banyak wilayah di Nineveh dan beberapa provinsi lain, yang kebanyakan warganya adalah pengikut Sunni.

Di Provinsi Diyala, Irak Timur, sebanyak 11 orang tewas dan 56 orang lagi cedera ketika dua bom mobil meledak secara berurutan di pasar terkenal yang padat pengunjung di Kota Kecil Baladrus, kata satu sumber keamanan provinsi kepada Xinhua.

Tiga polisi dan seorang prajurit termasuk di antara orang yang tewas akibat kedua ledakan itu, yang menghancurkan 11 toko dan banyak kios, serta membakar tujuh mobil warga sipil, tambah sumber tersebut.

Serangan terkoordinasi di provinsi itu dilancarkan kendati pasukan keamanan Irak mengumumkan mereka telah membebaskan seluruh Provinsi Diyala dari kelompok ISIS setelah berhari-hari serangan besar.

Hadi Al-Ameri, seorang tokoh terkemuka di partai Syiah tangguh Organisasi Badr, mengatakan, "Orang dari ISIS sekarang secara terpisah bersembunyi di beberapa kebun dan tempat persembunyian, tapi mereka akan diburu oleh pasukan keamanan."

Di tempat lain, seorang warga sipil tewas dan lima lagi cedera akibat pemboman militer terhadap Kota Kecil Shamiyah, tepat di barat-daya Kota Fallujah, yang dikuasai gerilyawan dan terletak sekitar 50 kilometer di sebelah barat Baghdad, kata satu sumber polisi lokal.

Irak telah menyaksikan kerusuhan terburuknya dalam beberapa tahun. Aksi teror dan kekerasan telah menewaskan sedikitnya 12.282 warga sipil dan melukai 23.126 orang lagi pada 2014, sehingga membuatnya jadi tahun paling mematikan sejak kerusuhan sektarian pada 2006-2007, demikian satu laporan PBB belum lama ini.

(Uu.C003)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015