Beliau tidak senang dipanggil kiai, lebih senang dipanggil pak
Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, KH Ali Maksum merupakan pejuang agama dan kiai yang dihormati dan dirindukan umatnya. Menurutnya, beliau adalah ulama, pembimbing, penyeimbang, dan guru yang istiqomah.

Hal ini dikatakan Menag saat memberikan sambutan di depan ribuan jamaah pada acara Haul KH Ali Maksum yang ke 26, di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, Sabtu (28/2) malam. Hadir dalam kesempatan ini, Pengasuh PP Sarang Rembang, KH. Maimun Zubairi, KH Haidar Idris dari Wonosobo, dan Kakanwil Kemenag Provinsi Yogyakarta Masykul Haji.

Ikut mendampingi Menag, Kabag TU Pimpinan Khairul Huda, Staff khusus Menag Ali Zawawi, Kasubdit Santri Dit. Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ahmad Zayadi,  serta Kasubdit Ketenagaan DIt. Pendidikan Tinggi Islam Imam Syafei.

Menurut Menag,  banyak sifat dan kepribadian KH Ali Maksum yang dapat dijadikan sebagai suri tauladan bagi kehidupan kita, salah satunya adalah bagaimana cara beliau  mengajar dan mendidik para santri dengan pendekatan kemanusiaan.  “KH Ali Maksum dikenal sangat terbuka, ramah, suka bercanda dengan siapapun, termasuk kepada santrinya,” papar Menag seperti dikutip kemenag.go.id, Minggu.

KH Ali Maksum, lanjut Menag,  juga dikenal sebagai seorang guru yang istiqomah mengajarkan kitab kuning, di tengah kesiukannya menjadi muballigh, dosen di IAIN, dan juga sebagai Rois Am NU.  Sang kiai  adalah sosok yang patut diteladani dalam bentangan sejarah Republik Indonesia.

Selama hidupnya, KH Ali Maksum,  kata Menag, dikenal sebagai  pemimpin yang memegang dan menyandang predikat tinggi sebagai ulama dan pengamal agama yang mukhlis. Kiai yang tidak menginginkan umat Islam menjadi eksklusif, namun berharap umatnya bersikap terbuka dan inklusif.

“Beliau tidak senang dipanggil kiai, lebih senang dipanggil pak. Ini memperlihatkan beliau tidak hanya sebagai kiai, namun sebagai bapak bagi para santrinya,” jelas Menag.

Dalam rangkaian haul ini, dibacakan juga sejarah singkat (Manaqib) KH Ali Maksum. Manaqib tersebut disampaikan oleh sahabat almarhum, yaitu  KH Haidar Idris dari Wonosobo. Menurutnya, ia belajar bersama KH Ali Maksum tentang Thariqoh, bersama bermain bola, dan  menonton tinju.

Saat itu, lanjut KH Idris, petinju yang terkenal adalah Muhammad Ali. “KH Ali Maksum juga pengkhutbah terpendek yang sangat menyukai poster penyanyi dan penceramah kondang H Rhoma Irama,” cerita KH Haidar Idris yang disambut tawa jamaah.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015