"Tahun 2014 merupakan tahun yang baik bagi Lonsum walaupun penuh tantangan bagi pasar minyak sawit Indonesia. Kami senang bahwa kedisiplinan kami dalam mengeksekusi berbagai rencana strategis dapat mendorong Lonsum untuk mencapai perbaikan dalam operasionalnya," kata Presiden Direktur Lonsum Benny Tjoeng dalam siaran pers di Jakarta, Minggu.
Ia menambahkan bahwa kenaikan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk itu seiring dengan kenaikan penjualan konsolidasi sebesar 14,3 persen menjadi Rp4,73 triliun pada 2014 dibandingkan dengan Rp4,13 triliun pada tahun 2013.
"Pertumbuhan itu disebabkan terutama oleh meningkatnya harga jual rata-rata serta volume penjualan untuk produk minyak sawit (CPO) dan produk inti sawit," katanya.
Ia mengemukakan bahwa komposisi penjualan pada tahun 2014 yakni, produk sawit 90,4 persen, karet 5,8 persen, benih bibit 2 persen dan lainnya 1,8 persen. Sedangkan komposisi penjualan pada tahun 2013, yakni produk sawit 84,8 persen, karet 8,2 persen, benih bibit 5,6 persen dan lainnya 1,4 persen.
Dalam laporan keuangan perseroan tahun buku 2014 juga tercatat, laba kotor Lonsum meningkat 30,6 persen menjadi Rp1,64 triliun dari Rp1,25 triliun dengan marjin laba kotor sebesar 34,6 persen.
"Meningkatnya laba kotor disebabkan oleh meningkatnya penjualan serta kemampuan Lonsum menjaga biayanya pada tahun 2014," paparnya.
Laba usaha juga tercatat tumbuh sebesar 20,9 persen menjadi Rp1,24 triliun pada 2014 dari Rp1,03 triliun pada tahun sebelumnya dengan marjin laba usaha sebesar 26,2 persen.
"Kedepannya, Lonsum akan tetap fokus dalam pengembangan organiknya dan akan terus memperhatikan biaya. Pada tahun 2015, kami percaya bahwa permintaan dasar seperti minyak sawit akan tetap baik. Kami percaya bahwa tahun 2015 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi Lonsum," kata Benny Tjoeng.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015
