Beirut (ANTARA News) - Oposisi militer dan politik di Aleppo, Minggu, menolak usulan utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Staffan de Mistura untuk menghentikan pertempuran di kota Suriah bagian utara yang terbagi.

"Kami menolak untuk bertemu dengan Bapak Staffan de Mistura jika tidak atas dasar solusi yang komprehensif untuk drama Suriah melalui mundurnya (Presiden) Bashar al-Assad dan kepala stafnya, dan penuntutan atas kejahatan penjahat perang," menurut komisi revolusioner Aleppo yang baru terbentuk, lapor AFP.

Pasukan Komisi Revolusioner Aleppo dibentuk pada Sabtu dalam pertemuan di kota yang terletak di perbatasan Turki, Kilis, yang dihadiri oleh pimpinan koalisi di pengasingan Khaled Khoja, para tokoh oposisi lainnya dan perwakilan masyarakat sipil Aleppo.

Usulan de Mistura itu "tidak menyebut inisiatif untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan terhadap rakyat kami yang menjadi sasaran penggunaan senjata kimia dan bom rezim yang dilarang oleh masyarakat internasional", katanya dalam sebuah pernyataan.

Pasukan oposisi Aleppo juga menolak perlakuan istimewa untuk wilayah mereka dibandingkan dengan daerah lain di Suriah yang dilanda konflik mematikan sejak 2011.

"Suriah dan rakyatnya adalah satu dan tak terpisahkan. Darah saudara-saudara kami di Daraa (di bagian selatan), di Ghouta ( di dekat Damaskus), di Homs (di bagian tengah) dan di provinsi-provinsi Suriah lainnya tidak kalah penting dari darah kami di Aleppo," kata mereka.

De Mistura pada Sabtu mengadakan pembicaraan di ibukota Suriah untuk mencoba menyelesaikan kesepakatan untuk membekukan pertempuran di kota kedua yang dilanda perang, Aleppo.

Dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Walid Muallem dan setuju untuk mengirim delegasi dari kantornya di Damaskus ke Aleppo dalam suatu misi pencari fakta, menurut kantor berita SANA, tanpa memberikan tanggal akan dilakukannya hal itu.

"Misi ini akan bertujuan untuk menilai situasi di lapangan dan untuk memastikan bahwa, setelah penghentian diumumkan, bantuan kemanusiaan secara signifikan dapat meningkat dan untuk mempersiapkan pengaturan untuk menindaklanjuti pelanggaran penghentian," kata Perserikatan Bangsa Bangsa.

Diplomat Swedia-Italia itu "berharap untuk secepat mungkin melaksanakan proyeknya" guna menghentikan pertempuran di Aleppo selama enam minggu, kata anggota delegasinya.

Dia telah bertemu dengan para pejabat pemerintah dan kepala oposisi dalam beberapa pekan terakhir untuk mempromosikan rencananya untuk gencatan senjata sementara di Aleppo guna memindahkan bantuan ke kota utara itu.

Namun, De Mistura, yang telah membuat penghentian sementara pertempuran di Aleppo sebagai pusat dari upaya mediasi sejak ia diangkat Juli lalu sebagai utusan khusus untuk Suriah, memancing amarah oposisi bulan lalu dengan menggambarkan Bashar sebagai "bagian dari solusi" konflik.

Aleppo yang sebelumnya adalah pusat komersial Suriah telah hancur akibat pertempuran yang dimulai pada pertengahan 2012, dan kota ini sekarang terbelah antara pasukan loyalis dan pemberontak.

Sekitar 220 ribu orang telah tewas di Suriah sejak konflik yang dimulai pada Maret 2011 dengan protes anti-pemerintah yang berubah menjadi perang saudara multipihak yang memancing masuknya petempur asing.

(Uu.G003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015