Kairo (ANTARA News) - Dua orang tewas pada Minggu (1/3), ketika satu bom meledak di dekat kantor polisi di Kota Aswan, Mesir Selatan, demikian laporan kantor berita resmi negeri itu, MENA.

Belum diketahui apakah korban adalah personel keamanan atau warga sipil, kata laporan itu, sebagaimana dikutip Xinhua, Senin pagi. Ia menambahkan, ledakan tersebut juga melukai lima orang lagi, termasuk seorang personel polisi.

Penyelidikan awal polisi mengungkapkan ledakan itu disebabkan oleh bom yang diletakkan di satu instalasi penyalur listrik di dekat kantor polisi di Aswan, salah satu tempat menarik bagi wisatawan asing di negeri.

Mesir telah menghadapi peningkatan gelombang aksi teror sejak penggulingan presiden Mohamed Moursi dari kubu Islam oleh militer pada Juli 2013, setelah protes massal guna menentang satu tahun masa kekuasaannya.

Penindasan setelah penggulingan tersebut terhadap pendukung Moursi telah menewaskan 1.000 orang dan melukai serta membuat ditangkapnya ribuan orang lagi.

Serangan anti-pemerintah telah meluas dari wilayah bergolak Sinai sampai ke Ibu Kota negeri itu, Kairo, dan provinsi lain di Mesir. Kelompok Ansar Bayt Al-Maqdis mengaku bertanggung-jawab aas puluhan serangan mematikan yang menewaskan ratusan personel polisi dan militer. Kelompok tersebut belum lama ini menyampaikan janji setia kepada kelompok fanatik regional Negara Islam (ISIS).

Pasukan keamanan menewaskan sedikitnya 28 gerilyawan garis keras dan menangkap 16 tersangka dalam serangan di sebelah selatan Kota Rafah dan Sheikh Zuweid di Provinsi Sinai Utara, yang bergolak, kata satu sumber keamanan.

"Serangan itu mengakibatkan hancurnya 15 gubuk, tujuh kendaraan dan 24 sepeda motor serta disitanya satu truk yang membawa satu ton minyak, yang semuanya milik gerilyawan garis keras," kata sumber tersebut.

Selama beberapa pekan belakangan, personel keamanan menewaskan lebih dari 200 gerilyawan di semenanjung yang mudah bergolak tersebut sebagai bagian dari "perang melawan teror", yang dilancarkan oleh pemimpin Mesir.

Pada Oktober 2014, satu serangan bom mobil di Sinai Utara menewaskan sebanyak 30 prajurit Mesir. Pada penghujung Januari, serangkaian pemboman bunuh diri dan serangan serentak di provinsi yang sama menewaskan lebih dari 30 prajurit militer dan polisi selain 14 warga sipil.

Pada Kamis (26/2) Presiden Mesir Abdel-Fattah As-Sisi dan Raja Jordania Abdullah II sepakat mengenai perlunya kerja sama antara masyarakat internasional dan negara Arab dalam memerangi terorisme, demikian pernyataan kepresidenan Mesir.

(Uu.C003)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015