Malang (ANTARA News) - Bulog Sub Divre Malang, Jawa Timur, terus mewaspadai peredaran kupon pembelian beras operasi pasar (OP) palsu yang digelar di beberapa pasar tradisional sejak Sabtu (28/2) hingga Senin (2/3).

Kepala Bulog Sub Divre Malang, Arsyad, Senin mengakui adanya peredaran kupon OP palsu di kalangan masyarakat. Warga yang menebus beras dengan menggunakan kupon tersebut pasti akan ditolak.

Dalam pelaksanaan OP di Pasar Merjosari Minggu (1/3) dan di Pasar Bunul, Kebalen serta Sukun, Senin (2/3), petugas lebih berhati-hati dan waspada.

"Pada OP hari pertama di Pasar Besar (Sabtu, 28/2), ada sejumlah kupon yang beredar dan ditukarkan ke putugas itu foto kopian, sehingga petugas harus lebih waspada dan cermat ketika menerima kupon dari warga yang menukarkan beras OP," katanya.

Hanya saja, katanya, meski pengedar kupon foto kopian itu tertangkap, tidak diberikan sanksi, hanya diserahkan pada Satpol PP dan diperingatkan. Sedangkan warga yang menggunakan kupon foto kopian ditolak ketika mengambil beras OP tersebut.

Ia mengemukakan kenaikan harga beras di wilayah Malang raya sudah lebih dari 10 persen, sehingga perlu dilakukan OP untuk menekan dan menstabilkan harganya.

Tidak semua daerah di wilayah kerja Bulog Malang mengajukan program OP, termasuk Kabupaten Malang dan Kota Batu.

Untuk Kota Malang, lanjutnya, OP tahap pertama digelar selama tiga hari berturut-turut mulai Sabtu hingga Senin (28/2-2/3) dengan kuota lebih dari 30 ton beras.

Pada hari pertama dan kedua, beras yang terjual lebih dari 25 ton dan untuk OP hari ketiga akan ditambah dengan beras cadangan yang ada di gudang Bulog.

Beras yang dijual pada OP seharga Rp7.300/kilogram dan sudah dalam bentuk kemasan masing-masing lima kilogram. Warga yang membeli beras OP pun juga dibatasi antara 5-25 kilogram atau maksimal lima bungkus.

Menyinggung ketersediaan stok beras di Bulog, Arsyad mengatakan, warga tidak perlu khawatir, apalagi sampai panik, sebab stok yang ada di gudang masih mencukupi untuk kebutuhan selama enam bulan ke depan, termasuk beras yang didistribusikan untuk warga miskin (raskin).

"Raskin yang diberikan pada rumah tangga sasaran (RTS) ini akan kami didistribusikan lebih awal, yakni untuk jatah Februari dan Maret pada pekan pertama bulan ini."

"Dengan program OP dan digelontorkannya raskin pada RTS, saya yakin harga beras di pasaran segera turun dan stabil, apalagi di sejumlah daerah sudah mulai panen raya, seperti di Kabupaten Malang pekan lalu," katanya.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015