Tanggal itu tidak keramat"
Washington (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan membawa tugas menggagalkan perjanjian nuklir dengan Iran, yang didukung Gedung Putih baru-baru ini.

Netanyahu menyatakan niatnya dalam pidato pada lobi Pendukung Israel AIPAC (Komite urusan Umum Amerika-Israel), Senin.

Tindakan Netanyahu tersebut membuat marah Gedung Putih dan anggota parlemen Demokrat, yang menerima undangan dari oposisi Republik untuk bertemu di Capitol Hill pada Selasa.

PM Israel itu menyatakan hal tersebut di depan 16.000 utusan AIPAC kepada utusan PBB Samantha Power dan Penasehat Keamanan Nasional Susan Rice, yang mengecam langkah Netanyahu menyatakan niatnya sebelum sidang gabungan Kongres AS tanpa restu dari pemerintah.

Seorang delegasi rombongan Netanyahu mengatakan bahwa tidak ada niat untuk menyinggung Obama.

"Kami berusaha untuk menjelaskan kepada Amerika apa yang menjadi kekhawatiran kami," kata delegasi yang enggan menyebutkan namanya.

"Kita sudah mengetahui sebagian besar dari perjanjian yang baru ini, menurut pandangan kami itu adalah kesepakatan yang buruk." tambah delegasi itu lagi.

Delegasi itu juga tidak menyatakan darimana dirinya mendapat sumber "informasi terbaik" yang dimiliki Israel atas kesepakatan antara Iran dengan kelompok negara kekuatan P5 + 1 (AS, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok, dan Jerman) yang akan mencegah Teheran dari mengembangkan bom nuklir.

Namun, dia mengatakan Netanyahu akan menguraikan penjelasannya untuk mengagalkan perjanjian nuklir Iran di dalam kongres itu.

Sebagai imbalan atas persetujuan Teheran, Barat akan meringankan sanksi atas program nuklirnya, yang selalu ditegaskan oleh Iran murni untuk tujuan sipil.

Israel khawatir bahwa Iran dan kekuatan dunia kemungkinan akan meraih kesepakatan yang memudahkan sanksi tanpa menerapkan perlindungan yang cukup ketat.

Kedatangan Netanyahu ke AS hanya berjarak empat minggu sebelum tengat waktu kerangka kesepakatan dengan Iran pada 31 Maret mendatang. Negosiator akan dijabarkan rincian teknis dari perjanjian yang komprehensif sebelum 30 Juni 2014.

Namun, delegasi itu menjelaskan jika tidak tercapai sebuah kesepakatan yang memuaskan, maka pembicaraan harus diperpanjang.

"Tanggal itu tidak keramat," katanya.

Sebelumnya dalam konferensi tahunan AIPAC, Netanyahu telah memperingatkan hal mengerikan dari ancaman terhadap Israel, Timur Tengah dan dunia pada umumnya bahwa jika Iran memiliki senjata nuklir akan menimbulkan tragedi serupa dengan Holocaust (pembantaian) Yahudi oleh Nazi di Eropa.

Netanyahu juga mengatakan bahwa pembangunan fasilitas nuklir bawah tanah Iran dan pengembangan rudal balistik antarbenua (ICBM) memungkiri pernyataan bahwa program nuklir itu hanya untuk tujuan damai, dalam pidatonya pada 2012 lalu.

Obama menolak untuk bertemu Netanyahu dalam kunjungannya, Wakil Presiden Joe Biden dan Menteri Luar Negeri John Kerry keduanya dijadwalkan akan ke luar negeri pada saat ketibaan PM Israel, demikian AFP melaporkan.

(A050/M007)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015