Cilacap (ANTARA News) - Terpidana mati asal Prancis Serge Areski Atlaoui dikunjungi istri Sabine Atlaoui di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa.

Dari pantauan di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Sabine datang ke tempat penyeberangan menuju Pulau Nusakambangan itu, pukul 07.55 WIB dengan menumpang mobil milik salah satu hotel di Cilacap.

Sabine yang menggendong seorang anak itu, didampingi dua perempuan dan dua pria, dua di antaranya sering terlihat berkunjung ke Lapas Pasir Putih, yakni Natalia dan Mohamed Areski.

Mereka segera memasuki Pos Penjagaan Dermaga Wijayapura guna mengurus perizinan sebelum menyeberang ke Pulau Nusakambangan.

Saat menggelar konferensi pers di Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, Kamis (26/2), Sabine mengaku belum bertemu secara langsung dengan suaminya sejak kedatangannya pada 2013 dan mengatakan akan berangkat ke Lapas Pasir Putih Nusakambangan, tempat suaminya ditahan, sesegera mungkin.

Selain Serge Areski Atlaoui, terpidana mati asal Brasil Rodrigo Gularte yang mendekam di Lapas Pasir Putih juga dikunjungi keluarganya.

Kali ini Rodrigo hanya dikunjungi sepupunya, Angelita Muxfeldt Gularte.

Ibunda Rodrigo, Clarisse Muxfeldt Gularte dan sepupunya, Marlisse Gularte De Carvalho yang pekan lalu sempat berkunjung, dilaporkan telah kembali ke Brasil.

Saat melintas di depan wartawan, Angelita hanya tersenyum sambil mengucapkan salam.

"Good morning, good morning (Selamat pagi, selamat pagi)," katanya sambil berjalan menuju Pos Penjagaan Dermaga Wijayapura.

Rodrigo Gularte dan Serge Areski Atlaoui merupakan terpidana mati kasus narkoba yang akan segera dieksekusi.

Rodrigo Gularte terlibat kasus penyelundupan 19 kilogram kokain dalam papan seluncurnya pada 2004, sedangkan Serge Areski Atlaoui terlibat dalam operasi pabrik ekstasi dan sabu-sabu di Cikande, Tangerang, dengan barang bukti yang disita berupa 138,6 kg sabu-sabu, 290 kg Ketamine, dan 316 drum Prekusor pada 11 November 2005.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015