New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah pada Selasa (Rabu pagi WIB) setelah menyentuh tingkat tertinggi dalam lebih dari 11 tahun terhadap beberapa mata uang utama lainnya.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, mencapai tingkat 95,570 yang terakhir terlihat pada September 2003 selama sesi pagi.

Dengan tidak adanya data utama yang keluar dari negara itu, dolar AS kemudian di bawah tekanan ketika seorang pejabat ekonomi terkemuka Jepang mengatakan dolar tidak bisa menguat lebih lanjut.

Etsuro Honda, seorang penasihat ekonomi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, mengatakan kepada Wall Street Journal, seperti dikutip Xinhua, bahwa penguatan dolar terhadap yen mungkin telah berada pada "semacam batas atas di zona kenyamanan nilai tukar itu."

Greenback turun 0,34 persen terhadap yen Jepang setelah pernyataan itu. Indeks dolar turun 0,12 persen menjadi 95,347 pada akhir perdagangan.

Sementara itu, para investor menunggu laporan penggajian non pertanian AS yang dipantau cermat yang akan keluar Jumat untuk mendapatkan pandangan lebih komprehensif dari pemulihan pasar tenaga kerja di negara itu.

Selain itu, pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) akan membahas rincian program pembelian obligasinya sebesar 1,1 triliun euro pada Kamis, yang analis katakan kemungkinan akan mengangkat euro.

Pada akhir perdagangan di New York, euro turun ke 1,1178 dolar dari 1,1188 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5366 dolar dari 1,5365 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,7822 dolar dari 0,7769 dolar.

Dolar AS dibeli 119,69 yen Jepang, lebih rendah dari 120,15 yen dari sesi sebelumnya. Greenback naik menjadi 0,9611 franc Swiss dari 0,9596 franc Swiss, dan merosot ke 1,2487 dolar Kanada dari 1,2540 dolar Kanada.

(Uu.A026) 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015