Benghazi, Libya (ANTARA News) - Militan Libya dilaporkan merebut setidaknya dua ladang minyak di Libya bagian tengah pada Selasa (3/3), demikian ujar juru bicara keamanan industri minyak negara itu kepada AFP, Rabu.

"Para ekstremis ini mengambil alih ladang minyak Al-Bahi dan Al-Mabrouk dan sekarang sedang berusaha merebut ladang minyak Al-Dahra menyusul mundurnya pasukan keamanan yang menjaga kawasan tersebut karena kurangnya amunisi," kata Kolonel Ali al-Hassi.

Aksi kekerasan dan produksi yang merosot di terminal ekspor telah memaksa penutupan ladang minyak Al-Bahi dan Al-Mabrouk, yang terletak sekitar 500 kilometer timur dari Tripoli, selama beberapa minggu terakhir.

Serangan terhadap ladang-ladang minyak yang terjadi pada Februari 2015 menewaskan 11 orang dan semua staf telah dievakuasi.

Situasi di Libya sendiri dilaporkan telah diwarnai dengan aksi bersenjata sejak 2011, saat terjadinya pemberontakan yang menggulingkan dan membunuh pemimpin revolusi Libya Muammar Khadafi.

Pasukan militan ini juga dilaporkan menentang milisi telah sejak berjuang untuk menguasai kota-kota yang kaya akan minyak.

Libya juga memiliki dua pemerintahan saingan dan parlemen - yang diakui oleh masyarakat internasional, yaitu yang terletak di ujung timur negara itu dan yang lainnya di ibu kota.

Sebelumnya, pada Selasa, al-Hassi mengatakan bahwa pesawat tempur milisi telah menyerang terminal ekspor utama di Al-Sidra namun tidak berhasil mengenai target mereka.

Menanggapi serangan itu, pesawat dari angkatan udara yang diakui secara internasional menyerang Bandara Mitiga yang berada dibawah kendali milisi Tripoli tanpa menimbulkan korban.

(Uu.A050)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015