Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti meminta Bareskrim Mabes Polri serius menangkap pelaku perampasan kendaraan bermotor (begal) daripada sibuk mempidanakan penyidik KPK.

"Maraknya begal adalah tamparan keras untuk kepolisian. Ke mana saja mereka? Bagaimana bisa kejahatan yang begitu terlihat di depan mata sampai meresahkan seperti ini?" kata kata Ray Rangkuti dalam Diskusi Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia di Jakarta, Rabu.

Ray berpendapat meraknya pelaku begal karena petinggi kepolisian terlalu fokus mencari kesalahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Budi Waseso (Kabareskrim Mabes Polri) sibuk cari pasal untuk pidanakan (penyidik KPK), tapi lupa fungsi utamanya untuk melindungi warga," kata Ray.

Ray mengaku kecewa ketika pihak kepolisian menjadi yang terdepan dalam mengungkap kepemilikan senjata api penyidik KPK sementara masalah begal tidak mampu tertangani dengan baik.

"Urusan senpi (senjata api) milik penyidik KPK, polisi berani tampil. Tapi warganya di bacok, dirampas kendaraannya, Bapak Budi Waseso ada di mana?" kata Ray.

Selain itu Peneliti Indonesian Institute for Development and Democracy (Inded) Arif Susanto meminta Presiden Joko Widodo memprioritaskan agenda reformasi kepolisian untuk mengembalikan fungsinya sebagai institusi yang melindungi warga.

"Yang terjadi sekarang, polisi seolah dipaksa masuk ke dalam manufer politik dan bisnis yang jahat," tutur Arif.

Pewarta:
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015