Asuncion (ANTARA News) - Tim-tim yang terlibat dalam insiden-insiden rasisme semestinya mendapat hukuman yang lebih besar seperti pengurangan nilai di liga, kata presiden FIFA Sepp Blatter pada Rabu.

"Masalah terbesar yang kami hadapi belakangan ini adalah masalah rasisme, diskriminasi. Ini tidak dapat diterima," kata Blatter.

"Kita harus mengurangi angka, mendegradasi tim. Saat kami berani melakukannya maka diskriminasi akan berakhir," ucapnya kepada para presiden konfederasi-konfederasi sepak bola Amerika Selatan dan ofisial-ofisial lain pada awal Kongres CONMEBOL di markas mereka di Paraguay.

Kasus terkini terkait rasisme di Amerika Selatan melibatkan penyerang Panama Luis Tejada dari klub Peru Juan Aurich, yang meninggalkan lapangan saat pertandingan masih berlangsung setelah mendapat pelecehan rasial oleh sejumlah penggemar Cienciano.

Terdapat sejumlah kasus pelecehan rasial terhadap para pemain di Eropa dan Amerika Selatan dalam beberapa tahun terakhir, namun Blatter mengatakan denda atau penutupan stadion bukan merupakan hukuman yang cukup.

"Saya pikir bahwa suatu hari kelak (rasisme) itu akan lenyap dari sepak bola...namun itu tidak cukup, kita memerlukan kondisi-kondisi baru," tutur Blatter.

"Kami memiliki peraturan-peraturan namun mereka tidak diaplikasikan di seluruh dunia oleh badan-badan disiplin dan kendali," kata Blatter, yang akan berupaya menjadi presiden FIFA untuk kelima kalinya saat pemilihan presiden baru dilangsungkan pada 29 Mei.

Kongres CONMEBOL akan meratifikasi Juan Angel Napout asal Paraguay sebagai presiden untuk masa kerja empat tahun, dan menegaskan dukungannya kepada Blatter di pemilihan presiden FIFA.

Pria Swiss itu akan bertarung melawan Michael van Praag dari Belanda, mantan pemain Portugal Luis Figo, dan wakil presiden FIFA Pangeran Ali bin Al Hussein dari Jordania, yang menghadiri kongres itu.

(Uu.H-RF/I015)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015