Peningkatan standar mutu akademis harus dilandasi nilai-nilai agama
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan agar aparat Kementerian Agama memiliki integritas dan kejujuran, apalagi bagi  pejabat sikap ini sangat  penting, karena pejabat yang tidak memiliki integritas dan kejujuran akan mencelakakan diri sendiri dan memiliki daya rusak bagi lingkungan kerja.

“Pejabat yang tidak memiliki integritas dan kejujuran akan mencelakakan diri sendiri dan memiliki daya rusak bagi lingkungan kerja,” kata Menag pada sambutan pelantikan 39 pejabat meliputi para Rektor serta pejabat Eselon II Pusat dan Daerah, di Auditorium HM. Rasjidi, Gedung Kemenag Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat, Rabu (4/3).

Menag mengutip sebuah hadits bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: Setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. “Kita bisa dimuliakan oleh jabatan dan kita bisa dihinakan oleh jabatan,” ucap Menag seperti dikutip laman kemenag.go.id.

Menag juga meminta aparat Kementerian Agama untuk membuktikan kepada negara dan masyarakat, menjalankan tugas sesuai misi Kemenag, salah satunya mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.

“Mari buktikan kepada negara dan masyarakat bahwa Kementerian Agama yang besar jumlah pegawainya akan terus mewujudkan misi salah satunya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa,” katanya.

Menag juga berharap aparat Kemenag adalah pegawai yang cerdas, cekatan, profesional apabila diberi kepercayaan dan tanggung jawab. Selain itu juga mengedepankan unsur obyektif serta  mengesampingkan unsur subyektif.

Dalam bekerja, lanjut Menag, harus  kolektif sehingga berat sama dipikul ringan sama dijinjing dalam memikul peran Kemenag. Dalam kesempatan ini Menteri Agama juga berpesan agar pelayanan di perguruan tinggi terus ditingkatkan. “Peningkatan standar mutu akademis harus dilandasi nilai-nilai agama,” ujarnya.

Untuk itu diharapkan lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab moral melahirkan pelajar yang bermoral, tanggung jawab, religius dan cinta Tanah Air.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015