Jakarta (ANTARA News) - Sebuah data terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kesehatan Amerika (NCHS) menunjukkan bahwa pada tiga tahun terakhir 2010--2013, kematian akibat penggunaan heroin meningkat tajam 400 persen.

Pada tahun 2010, kematian akibat heroin adalah 0,7 dari tiap 100.000 orang. Angka itu menjadi 2,7 kematian dari tiap 100.000 orang di tahun 2013.

Kematian akibat heroin meningkat di seantero Amerika Serikat, meliputi semua kelompok usia, ras, dan etnis. Namun secara gender, angka kematian pria 4 kali lebih tinggi daripada perempuan.

Salah satu alasan lonjakan angka kematian akibat heroin ini terletak di persoalan obat pereda rasa sakit.

Seperti dikutip majalah TIME versi daring, bulan lalu NCHS merilis laporan bahwa penduduk usia di atas 20 tahun semakin banyak menggunakan opioids. Penggunaan pereda rasa sakit yang lebih keras dari morfin itu melonjak dari 17 persen ke 37 persen sejak tahun 2000 hingga 2013.

Pengguna obat pereda rasa sakit ditengarai beralih ke heroin karena harganya yang lebih murah dan tidak harus menunjukkan resep dari dokter.

Menurut Dr Andrew Kolodny, pegiat di organisasi obat-obatan dan rehabilitasi alkohol, "Kita melihat lonjakan kematian akibat heroin karena kita memiliki epidemi orang yang ketagihan opioids. Mereka adalah pasar baru heroin," katanya.

Obat pereda rasa sakit memang tengah menjadi masalah yang semakin serius di Amerika.

Data pemerintah menyebutkan resep obat pereda sakit dikeluarkan sebanyak 259 juta kali dalam setahun, atau reratanya 1 botol pil pereda sakit untuk setiap penduduk di Amerika. Dan kematian akibat overdosis obat pereda rasa sakit adalah 50 orang per hari.

Penerjemah: Ella Syafputri
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015