Jakarta (ANTARA News) - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang Makmur Syarif menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jumat, guna membahas peralihan status kampusnya menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).

"Kami dari ilmuwan Padang ingin beralih status dari Institut Agama Islam Negeri ke Universitas Islam Negeri Padang. Kami minta Pak Wapres agar proses perubahan status menjadi universitas ini segera terwujud," kata Makmur Syarif di Istana Wakil Presiden Jakarta.

Makmur mengatakan persyaratan terkait usulan perubahan status kampus tersebut telah disampaikan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Melalui Wapres, Makmur berharap proses peralihan tersebut dapat berjalan lancar dan segera terwujud menjadi UIN.

"Ini tinggal di Menpan-RB, kami mendesak dan mengharapkan Pak Wapres bisa membantu mewujudkan. Kalau di Kementerian Agama prosesnya sudah selesai. Beliau (Wapres) jawab Insha Allah akan dikontak orang terkait di Kemenpan-RB," tambah Makmur.

Dia menceritakan saat ini IAIN Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat, memiliki lima fakultas termasuk satu program pascasarjana.

Keinginan untuk beralih menjadi UIN tersebut didorong oleh membludaknya minat mahasiswa yang mendaftar ke IAIN tersebut.

"Ternyata beberapa tahun terakhir peminatnya luar biasa, sampai empat kali lipat. Maka kami membuka prodi umum seperti psikologi, ekonomi, yang berhubungan dengan sejarah dan humaniora," tambahnya.

Dari 9.850 mahasiswa yang mendaftar ke IAIN Imam Bonjol Padang, hanya 2.600 orang di antaranya yang bisa tertampung.

Guna menyambut peralihan tersebut, Makmur sudah mempersiapkan lahan seluas 63 hektar untuk gedung kampus baru yang berada di Sungai Bange.

"Kami dapat bantuan sana dari sukuk haji sekitar Rp4,2 miliar untuk kampus baru. Rencananya Menteri Agama akan ke Padang pada 28 Maret untuk mewisuda sekaligus peletakan batu pertama gedung kampus baru," ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, menurut Makmur, Wapres Kalla mendukung adanya peralihan status kampus IAIN menjadi UIN Padang.

Hal itu disebabkan banyak tokoh dan cendekiawan di Sumatera Barat, sehingga sudah sewajarnya ada universitas negeri lain selain Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015